Cinta Sang Pewaris
ng menjulang tinggi, menatap papan nama yang terpampan
tersebut. Ini adalah hari yang penting baginya, ya, hari di mana dia harus membuktik
imu Al! Berikan
ainya terbuat dari marmer mengilap, sementara dinding-dindingnya dihiasi karya seni mahal.
an rok hitam yang ia kenakan terkesan sangat biasa saja, tapi dia segera menepis perasaan itu. Ini adalah k
uf
hanya membayangk
ngan kepala HRD. Namun, saat ia melangkah keluar dari lift, sesuatu yang tak terduga terjadi. Tepat keti
r
ke lantai. "Maafkan saya!" dia sedikit panik sambil buru-buru memunguti kertas-kertasnya. Namun, pri
kata pria itu d
ampur aduk. Pria itu terlihat sangat berwibawa, dengan setelan jas yang
ar tidak sengaja," Alya mencobatempat di sini," katanya angkuh sambil melangkah pergi begitu
tapi kejadian itu. Dengan cepat, dia memunguti sisa berkas yang berserakan di lantai, mencoba mera
kan. Ruangan itu tampak mewah dan formal, dengan dinding kaca yang memberikan pemandangan kota Ja
" tanya wanita itu
sambil tersenyum tulus, berusa
kemudian pintu ruangan itu terbuka dengan keras. Alya menoleh dan matanya membulat ketika melihat siapa yang masuk. Pria yang
gabung dalam wawancara ini," kata wanita HRD it
gan pandangan yang tak bersahabat. "Saya ingin melihat langsung kandidat yang k
nah menyangka pria yang tadi ia tabrak adalah Nathan Albar, orang yang palin
an dada, "apa yang membuatmu berpikir bahwa kamu cocok bekerja di perusahaa
e
ta yang tepat. Tapi tekanan dari tatapa
akin bisa memberikan kontribusi yang baik untuk perusahaan ini,"amu bahkan tidak bisa menjaga dokumenmu tetap rapi. Bagaiman
mosinya agar tidak kelepasan. "Itu adalah kesalahan yang tidak sen
anita HRD. "Bu Maya, apa benar kandidat ini ya
or yang sangat baik di semua kateg
berimu satu kesempatan untuk membuktikan bahwa kau bukan sekadar angka di atas
rpong. Jika kamu bisa menyelesaikan tugas ini dalam waktu dua jam, kamu bisa lanjut ke
ung. "Tapi... sekarang sudah jam li
ng Nathan dingin. "Kamu mau
erti misi mustahil, tapi dia tidak punya pilihan l
inis. "Kita lihat apakah ka
a di jam-jam sibuk adalah mimpi buruk, tapi dia tidak akan membiarkan kesombongan Nathan menghancurkan hara
ik-detik berlalu dengan cepat sementara jarak tempuh seakan tak berkurang. Alya menggigit kuku, mencoba
atnya! Tolong bantu saya!" Alya memohon
itu mengangguk. "Ayo, Nona, naik! Tenang
ereka menerobos jalanan sempit dan gang-gang kecil, mencoba menghindari kemacetan. Jantung Alya
adak karena ada razia lalu lintas. Alya merasakan napasnya terhenti, d
harus jalan
IM saya bisa ditahan," jawab peng
n cepat, dia turun dari motor dan mulai berlari, menembus keramaian j
erpong. Dia melihat jam dinding-waktunya tinggal 2 menit sebelum batas akhir yang ditentukan Nathan.
aya diberi waktu dua jam..
rsenyum tipis. "Anda berhasil, Nona. Saya akan me
njiri dirinya, dia menyadari bahwa dia baru saja mem
bisa bernafas!" Batin nya mencoba aga