Cinta Sang Pewaris
dari tidur yang tak nyenyak. Ia mendesah lelah, mera
ntuinya sejak bekerja di bawah tekanan Nathan. "Kau bisa melakukannya, Alya, semangat!" bisiknya pada diri sendiri, mencoba menyemangati hati yang mulai lelah. Setelah mencuci
rsiapkan proposal yang dijanjikannya kepada Pak Gunawan semalam. Namun, sesampainya di kantor, dia langsung dikejutkan ole
da Rina, teman sekantorn
an lagi ngamuk tau. Katanya ada masalah di divisi marketing, dan sekarang
m jika ada yang tidak berjalan sesuai keinginannya. Tanpa menunggu lebih lama, Alya ber
u cemas, kau akan baik
a ketika suara berat dan dingin
Para karyawan yang lain segera menyingkir, seperti
Pintu ditutup dengan keras di belakang mereka, dan Nathan langsung melemparkan setumpuk k
g kau buat semalam? Data yang kau berikan salah semua! Kau ingin membuat pe
ng. "Saya sudah memeriksa datanya dengan t
ya lagi." Alya belum sia
a yang tidak kompeten! Aku tidak peduli bagaimana caranya, kau harus memperbaiki semua ini sebelum
k menjelaskan. Namun, dia menahan diri, tahu bahwa melawan hanya akan memperburuk keadaan. "Baik, Pak. Saya akubuh Alya. "Aku ingin hasilnya sempurna. Dan kau jangan sampai mengecewakanku lagi, bekerja
sengaja membuat segalanya menjadi sulit baginya. Mengingat kejadian di bar sem
ka laptopnya dan memeriksa ulang semua angka dan laporan. Ternyata, data yang Nathan sebutkan salah, sebenarnya adalah lapora
at. Jam menunjukkan pukul 09.00, hanya tersisa satu ja
*
Ia tiba tepat pada waktunya, dengan napas terengah-engah dan wajah memerah. Semua ekse
da menyindir. "Kita akan lihat apakah kali
direksi. Ia mencoba menenangkan dirinya, menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara.
njukkan analisis pasar, rekomendasi vendor baru, dan strategi penghematan biaya.
lum salah satu direksi mulai berbicara. "Ini adalah perbaikan yang sa
angan kembali tegang. "Meskipun laporan ini cukup baik, aku masih melihat ada beberapa data yang tidak sepenuhnya
-olah sengaja mencari-cari kesalahan. "Pak Nathan, saya sudah memeriksa data ini be
gung jawabmu. Aku tidak peduli bagaimana car
yang sangat tidak masuk akal. Salah satu direksi lain mencoba meny
ada tegas. "Aku ingin melihat hasil
habis. Namun, dia tidak punya pilihan lain selain menyetujui
dak benar-benar peduli dengan data yang salah atau benar. Ini semua adalah bagian dari permaina
tekanan waktu membuat semuanya terasa semakin sulit. "Kita harus menyelesaikan ini dengan cepat,
l menggigit bibirnya. "Kau tahu d
ngan senyum pahit. "Tapi aku
i prustassi tapi gimana
baru ke kantor Nathan. Ia mengetuk pintu, ber
balik pintu. Alya masuk dengan langkah hat
menatap Alya tanpa ekspresi
tegas. "Saya yakin ini
i, dan kau akan kehilangan pekerjaan ini. Jangan pernah berpikir kau aman di sini h