icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
BAYANGAN DIANTARA KITA

BAYANGAN DIANTARA KITA

Penulis: Ufuk Timur
icon

Bab 1 Bayangan Awal

Jumlah Kata:1427    |    Dirilis Pada: 13/11/2024

turun rintik-rintik, seolah mencerminkan suasana hati yang mendalam. Pikirannya berputar-p

antor, katanya. Tapi ada sesuatu yang terasa ganjil. Maya merasa terab

uku yang tidak pernah dibaca, dan laptop yang tampaknya sudah lama tidak digunakan. Namun, di antara tumpukan kertas, sebuah amplop mencuri perhat

anya seb

an. Mereka tersenyum satu sama lain, seolah dunia hanya milik mereka. Di atas meja, ada dua gelas anggur merah, dan tangan Adit tampak bera

Ini bukanlah kebetulan. Foto ini jelas bukan untuknya. Suaminya

" bisiknya, suaranya h

wajah Adit yang selalu ia temui pulang setelah kerja. Ia memikirkan semua waktu yang telah

. Maya menatapnya dengan perasaan campur aduk. Ia mengan

ar hangat di seberang, tapi Maya tahu

"Adit, aku... aku menemukan sesuatu yang tidak seharusnya aku temukan,"

ar bingung, mungkin sedikit

eletak di meja. Lina, sahabat yang selama ini selalu ada dalam k

" Maya berhenti, susah unt

i terdengar lebih gelisah, dan Maya bi

an kemudian perlahan berkata, "Kalia

ngnya yang semakin cepat. Ia menunggu jawaban dari Adit, tapi suaminya t

rkata dengan suara pelan, hampir sepert

aya, suara hatinya mulai pecah, namun ia b

rdiam. Tak ada suara apapun, ha

a apa lagi. Semua kata yang berputar di kepalanya terasa

n yang telah hancur... tentang apa yang kita punya, yang aku pikir masih ad

rendah, penuh penyesalan. "Maya, aku... aku tidak tahu h

an maaf tak akan mengembalikan waktu mereka yang telah hi

atinya merasa hancur. "Kita tidak perlu berbicara

di meja dan kembali menatap foto yang masih tergeletak di depannya. Bayangan Ad

pasti. Tidak ada yang akan

kembali tertera di layar. Ia menatapnya sejenak sebelum memutuskan untuk mengabaikannya. Ia tidak bisa berbicar

ar. Setiap tetesan yang jatuh seperti menciptakan kesunyian dalam pikirannya. Entah sudah berapa l

enganggap Lina adalah teman yang tak tergantikan-teman yang selalu ada di saat suka dan duka. Ta

umah, basah kuyup oleh hujan. Ia mengerutkan kening, namun tak mengatakan apa-apa. Adit menghap

etapi juga ada nada khawatir. "Kenapa kamu tidak

, tapi kata-kata itu terasa sia-sia. Semua yang ia inginkan sekaran

jawab Maya dengan tenang, meski hatinya terpekik

terperangkap dalam kebohongan yang telah ia bangun. Ia berjalan m

.." Adit berusaha berkata, namun Maya menahannya dengan ta

al karena aku menemukan semuanya, Adit. Apa kamu pikir deng

un Maya tidak ingin melihatnya. Ia sudah terlalu lam

mengapa aku melakukan itu," suara Adit mulai bergetar. "Lina... dia... b

emuanya. Aku melihat foto kalian. Aku tahu apa yang terjadi. Kalian... ka

nyesal, Maya. Aku akan mengakhiri semuanya. Lina, dia... kami hanya...

buat pilihan juga. Aku tidak bisa terus hidup dengan orang yang sudah menghancu

kacau, tapi ia tidak bisa merasa kasihan. Ia sudah terlalu terluka. Waktu mereka telah

mana, Maya..." kata Adit de

r dari sebelumnya. "Tapi aku tahu satu hal. Aku tidak bisa tin

pertama kali. Maya merasa hatinya hampir kosong, seperti ada luba

hir di sini?" tanya Adit, su

elaskannya, Adit. Tapi aku rasa kita sudah selesai. Aku but

pintu. Sebelum keluar, ia berbalik satu kali, memandang Maya dengan mata pen

menutup pintu dengan suara pelan. Ia berdiri diam, mencerna setiap kata yang b

al dari luka yang tak terobati dan bayangan yang

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka