icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

BAYANGAN DIANTARA KITA

Bab 4 Janji Palsu

Jumlah Kata:1611    |    Dirilis Pada: 13/11/2024

eberapa hari sejak ia meninggalkan rumah Adit, namun bayangan pengkhianatan itu masih menghantui setiap langkahnya. Hujan yang turun begit

. Dia sudah tahu siapa yang akan menghubunginya. Adit. Suaranya di telepon te

at, tapi aku harus bicara denganmu. Aku moh

yang bisa kamu jelaskan lagi, Adit? Semua sudah jelas. Kamu sud

tahu aku salah. Aku minta maaf. Tapi aku janji, Maya... aku akan mengakhiri semuanya dengan

gar seperti janji kosong, kata-kata yang tidak bisa ia percayai lagi. Apa yang bisa memb

kan siapa-siapa, Adit," Maya berkata, suaranya mulai bergetar, meski dia berusaha tetap tegas. "Aku sudah terl

s, nadanya semakin memohon. "Kamu harus percaya aku.

sudah memutuskan untuk pergi. Tapi bukan untuk mencari kebahagiaan denganmu lagi. Aku akan pergi dan me

t dengan suara serak, "Tapi aku tidak ingin kamu perg

rlalu jauh, Adit. Tidak ada yang bisa kamu ub

artinya lagi. Hatinya terasa kosong, tetapi ada secercah ketenangan yang mulai meresap. Keputusan sudah

ekerja, menyibukkan diri dengan rutinitas yang lama terabaikan. Namun, meskipun ia berusaha keras untuk ti

arus merasakan apa yang telah ia rasakan. Mereka harus merasakan sakit yang selama ini ia sembunyikan. Bagaimanap

embuat Adit dan Lina merasakan apa yang dia rasakan. Sesuatu yang akan membuat mereka tah

emakin Adit berusaha memohon, semakin dalam ia bisa masuk ke dalam permainan yang ia rencanakan. Kali ini, May

etiap kesempatan untuk mengetahui lebih banyak tentang hubungan Adit dan Lina. Ia mengunjungi tempat-t

rapat daripada yang Maya bayangkan. Setiap kali Lina merasa nyaman dan tak terdu

"Aku lihat Lina dan Adit tadi malam," kata temannya, suaranya terengah-engah seperti baru sa

unjuk yang sangat berharga. Ini adalah kesempatan untuk lebih mendekatkan mereka pada kenyataan yang mereka coba sembunyikan. Maya tahu, jika Adit d

h lebih besar dan lebih terencana. Sesuatu yang akan membuat mereka sadar bahwa segala yang mereka lakukan, s

yang seharusnya ia selesaikan. Tangan kanannya menggenggam erat gelas kopi yang sudah dingin, tetapi tidak ada rasa di m

a sakitnya sudah terlalu dalam, tetapi kebencian-itulah yang akan memb

yang lebih penting. Adit tidak hanya telah merusak pernikahannya, tetapi juga mengkhianati segalanya yang ia percayai dalam hidu

dengan cara yang mereka tidak akan pernah duga. Tidak ada ruang lagi untuk rasa kasihan, tidak ad

stikan waktu yang tepat untuk berada di sana tanpa terdeteksi. Teman-teman mereka di kafe sudah diberi petunjuk sebelumnya, dengan iming-im

akanan ringan langsung menyambut, tetapi Maya hanya merasakannya samar-samar. Matanya langsung tertuju pada satu sudut, tempat Adit dan Lina duduk bersama. Mereka tampak sang

terlalu sempurna untuk dua orang yang selama ini mengaku teman. Mereka tidak berhenti bercanda, saling memandang de

arnya mereka hadapi," gumam Maya dalam hati

a duduk. Tanpa berpikir panjang, ia mendekati meja tempat Lina sedang men

uncul cukup mengejutkan Lina, yang

menyangka akan bertemu dengan sahabatnya

gerogoti seluruh tubuhnya. "Kamu sepertinya menikmati waktu yang

oba mengelak. "Aku... ya, kita hanya ng

sedang menatapnya dengan wajah terkejut dan penuh kecemasan. Tanpa berkata apa-apa,

leh dan melontarkan satu kalimat terakh

bermain-main di balik punggungku. Tapi kalian berdua harus ingat sat

san dari Adit. Maya tahu, dia tidak akan mendengar apa pun dari Adit dalam beberapa hari ke depan. Adit akan

rbaik yang telah menjadi pengkhianat, takkan tahu apa yang menunggunya. Maya sudah meny

tidak hanya tentang balas dendam, tetapi tentang mengembali

uk mengirim pesan ke Lina. Isi pesannya sederhana, namun

u dan Adit. Aku harap kamu

. Sebuah senyum tipis mengembang di bibirnya. Tidak ada jalan mundur. Rencana ini sudah dimul

u. Kini, yang ia inginkan adalah keadilan-keadilan

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka