icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
BAYANG-BAYANG CINTA TERLARANG

BAYANG-BAYANG CINTA TERLARANG

Penulis: dete
icon

Bab 1 Senyum di Balik Kesempurnaan

Jumlah Kata:1211    |    Dirilis Pada: 28/10/2024

amun nyaman. Lila tengah menyiapkan sarapan untuk suaminya, Rendy, dan putri kecil mereka

panggil Lila sambil tersenyum lembut ke arah N

erlari menghampiri meja makan. "Mama, hari ini Naya

enuh kasih. "Tentu, Sayang. Bekalmu sudah sia

a melirik sekilas ke arah Naya dan Lila, lalu duduk di meja makan. Senyum tipis mengh

engan hangat sambil menu

ar datar. "Pagi. Maaf, aku harus cepat-ce

i ia mencoba mendekat, Rendy tampak semakin jauh. Namun, Lila masih menepis kekhawatiran itu. Bagaima

at," kata Lila, berusaha untuk tetap ceria. Namun, di dalam

itnya dengan tergesa-gesa. "Aku sudah kenyang, mungki

res. Tapi sebelum ia bisa mengatakan apa-apa, Rendy sudah

rut, ada urusan kantor," ucap Rendy sin

nyum. "Baik, Mas.

k beres, dan dia tahu itu. Tapi dia tak ingin berpikir buruk. Selalu ada

nya. "Mama, kenapa Papa sering pulang malam s

mengelus kepala Naya sambil tersenyum, meski perasaannya tidak sepenuhnya te

pa," ucap Naya pel

nenangkan hati anaknya sekaligus d

engan karier cemerlang, dan Lila, seorang istri dan ibu yang setia, menjalani hari-hari dengan

p bingkai foto pernikahan mereka di atas meja. Wajah mereka dalam foto itu tersenyum lebar, be

bicara pada dirinya sendiri. Tapi ia tak tahu

k baik-baik saja di permukaan, Lila mulai m

ju dapur, merapikan sisa-sisa sarapan yang belum sempat dibereskan. Tangannya sibuk, tapi

ernah mengira hubungan mereka akan sampai pada titik ini. Dulu, semuanya terasa

a mereka, jarak yang semakin memb

mecah keheningan. Lila seg

ar tenang, meski hatinya

u, Dita," terdengar suara cer

aja, kok," jawab Lila sambil b

ar berbeda," tanya Dita

adalah sahabatnya sejak lama, orang yang selalu ada untuknya. Namun, a

apek," jawab Lila akhirnya, berusaha menutupi r

arakan, kamu tahu aku selalu ada buat k

a melihatnya. "Iya, terima kasih,

ggak ketemu. Aku juga kangen sama Naya, nih!" Dita berk

aktu untuk bersantai sejenak dengan Dita. "Iya,

avoritku, ya," Dita tertawa kecil, dan Lila ikut tertawa

la, menyaksikan kehidupan di luar yang berjalan seperti biasa-tetangga yang beraktivitas, anak-anak

malam. Rendy belum juga muncul, dan tak ada kabar sejak pagi. Lila mencoba untuk tidak berpikiran bu

eh. Rendy masuk, wajahnya tampak lelah, namun tidak menunjukkan tan

ng selarut ini," ujar Lila lembut,

rsenyum tipis. "Maaf, rapatnya panja

dy. Ia mencoba mencari mata suaminya, berharap ada jawaban di sana, tapi Re

ya? Kita jarang punya waktu bersama," Lila m

menoleh dengan wajah lelah. "Ini cuma sement

suara Lila terdengar lirih, pen

duduk di sebelahnya. Dia menggenggam tangan Lila dengan lemb

irkan hal yang nggak-nggak. Ini cuma masalah pekerj

atinya, ia tahu ada sesuatu yang lebih dari sekadar pekerjaan. Namun, ia juga

g seperti dulu, hanya keheningan yang makin pekat. Senyum yang ia tampilkan kepada dunia luar mungkin ma

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka