BAYANG-BAYANG CINTA TERLARANG
annya dipenuhi oleh rasa sakit yang muncul akibat penemuan mengejutkan tentang Rendy dan Dita. Namun, ada
t yang selama ini selalu mendukungnya, mendengarkan setiap keluh kesahnya, dan membantu Lila melewati masa-masa sulit.
na, Dita sudah menunggu dengan senyuman lebar di wajahnya, seperti biasa. Senyum itu, yang dulunya
get nggak ngobrol. Kamu kelihatan capek," sapa Dita
m tipis. Ia merasa hatinya mencelos, t
ya menatap Dita yang tampak begitu tenang. "Akhir-akhir ini aku merasa Rendy... berubah. Dia
rhatian. "Rendy berubah? Maksud kamu, dia kayak gimana?" tanyanya dengan nada
sung mengungkapkan kecurigaannya atau tidak. Tapi ini Dita-saha
ti-hati. "Tapi aku mulai curiga, apakah mungkin... ada orang lain? Aku tahu ini terdengar
enggenggamnya erat. "Lila, kamu pasti lagi kebanyakan pikiran. Aku yakin Rendy nggak seperti it
a. Namun, Dita begitu tenang, begitu meyakinkan. Seolah tak ada
berapa hal yang bikin aku nggak tenang. Bahkan tadi malam, aku sempat ngint
an ekspresi tenangnya, lalu berkata, "Lila, ngintip ponsel Rendy? Itu kan privasi di
nama yang tertera di ponsel Rendy, tapi ia berhenti
ang nggak beres, pasti ada cara yang lebih baik untuk nyelesaiin ini daripada curiga terus-menerus. Jangan biarkan rasa takut atau prasangka mengge
sama, ada bagian dari dirinya yang masih ragu. Sahabatnya ini bicara dengan begitu
akpastian dalam suaranya. "Mungkin aku memang terlalu cepat m
embuat hati Lila gelisah. "Nah, itu baru Lila yang aku kenal. Kuat, n
am hati Lila, kegelisahan tak juga menghilang. Ia masih bertanya-tanya, apakah Dita be
ru menjadi sumber dari keraguannya yang paling besar. Bagaimana jika semua nasihat bijak itu hanyalah topeng untuk menyem
i terasa hampa. Ia menatap foto-foto keluarga mereka di dinding, tersenyum, namun hatin
di layar, dan Lila menatapnya lama.
o, D
ang kamu rasain sekarang, aku di sini b
u manis, begitu peduli. Tapi kini, setiap kata dari Dita terasa sepe
hargai kamu, selalu ada buat aku,
kesunyian. **Bagaimana bisa sahabat yang ia cintai seperti s
us menemukan kebenaran yang tersembu
di hatinya. Setiap nasihat Dita yang penuh pengertian terasa begitu meyakinkan, namun Lila tidak bisa mengusir bayangan pesan di ponsel Rendy dari pikirannya.
rang pertama yang ia hubungi ketika Rendy melamarnya, dan juga yang selalu ada ketika Naya lahir. Setiap momen penting dalam hidup Lila selalu ada Dita di dalamnya
Ia memutuskan untuk menghubungi Dita lagi, kali ini untuk bertanya lebih lanjut,
elah beberapa dering, Dita
da apa? Kamu
aik saja setelah mengetahui bahwa suaminya mungkin berseling
an emosi yang campur aduk. "Cuma mau ngobrol sedikit so
menyembunyikannya. "Oh? Kamu mau bicara soal apa? M
alam kebingungan," jawab Lila tegas. "Aku pengen tah
-hati. "Lila, aku ngerti perasaanmu. Tapi kadang kita nggak harus buru-buru. Mungkin kamu bisa nunggu
aspada. Kenapa Dita selalu mencoba menunda ini? Bukankah seharu
ku," Lila mulai, suaranya mulai gemetar. "Tapi aku ng
erdengar agak gugup. "Kamu ngomong apa
uaranya semakin tajam. "Aku nggak tahu kenapa, ta
terasa berat. Lila bisa mer
a ketukan di pintu rumah Lila. Ketukan itu memecah konsent
pan. Ketika ia membuka pintu, ia terkejut meliha
ila dengan nada yang tidak menyemb
"Aku... tadi di kantor tiba-tiba kepikiran kamu. Ngg
ulut Rendy sekarang terasa seperti misteri yang harus ia pecahkan. Apakah ini tand
" kata Lila akhirnya, su
lalu mengangguk. "Oke
"Akhir-akhir ini aku merasa kamu berubah. Kamu sering sibuk sendiri, pula
u sibuk di kantor, itu aja. Nggak ada yang aku sembunyi
kepastian," Lila menjawab, meskipun di dalam ha
untuk menghadapi kebena
an. Aku janji," ujar Rendy sambil menggenggam tangan Lila.
nenangkan hati Lila. Tapi ia memilih untuk tidak memperpanjang ma
n yang lebih pahit nanti. Dan untuk saat ini, ia masih harus menyi
ambu