BAYANG-BAYANG CINTA TERLARANG
i biasa, dengan senyum yang seolah-olah tak ada yang salah. Namun bagi Lila, senyum itu kini tampak seperti topeng yang
unggunya di sofa. Ia tidak lagi bisa ber
a terdengar tenang, tapi nadanya pe
ngan alis berkerut.
a tahu bahwa percakapan ini bisa menghancurkan segalanya,
k, tatapannya beruba
ahu, Mas. Aku tahu kamu selingkuh dengan
ikan ekspresinya. "Kamu salah paham, Lil. Aku sama Dita c
pelukan, saling menggenggam tangan. Aku dengar apa yang kalian bicarakan, Ma
la. Dita itu sahabat kamu. Apa kamu pikir aku bakal selingkuh sama dia? Itu
rasa sakit. "Aku lihat sendiri! Kamu bilang ke Dita kalau kamu nggak sabar k
, Lil. Aku nggak pernah bermaksud buat nyakitin kamu. Tapi aku sama Dita nggak seperti yang kamu
rasa sakit, melainkan kemarahan yang menggelegak. "Berhenti membohongi aku, Mas. Aku t
Kamu selalu berpikir buruk tentang aku, tentang setiap gerakan yang aku bu
rena kamu nggak pernah jujur! Kamu berubah, Mas! Pulang malam, sibuk dengan p
banyak, dan kalau aku ngobrol sama Dita, itu karena kita sering kerja baren
la diri. Kata-kata Rendy memang terdengar masuk akal, tapi insti
anya, "Jadi, kamu bilang aku yang salah?
u terlalu curiga. Aku sayang sama kamu, aku nggak pernah mau nyakitin kam
an? Mungkinkah ia salah menilai Rendy dan Dita? Namun, bayangan mereka berdua di kafe it
a. "Aku hanya ingin tahu yang sebenarnya, Mas. Karena a
Nggak ada apa-apa di antara aku dan Dita. Aku minta maaf kalau bikin kamu kh
a ingin percaya, ingin mempercayai bahwa semua ini hanya kesalahpahaman. Tapi lu
utuh waktu, Mas," gumamnya pelan. "Aku nggak tahu apakah
tangan Lila. "Aku janji, Lil. Aku akan buktika
anapun, ia tak bisa begitu saja melupakan apa yang telah ia lihat dan dengar. Namun untuk saa
elihat ponsel suaminya bergetar, jantungnya berdegup kencang. Setiap kali Rendy pulang larut malam, bayangan Dita
ndy datang dengan wajah ceria, seolah-olah tidak ada masalah di
nya enak banget kayaknya," kat
ersenyum, meski hatinya terasa bera
angkat kepala, ia melihat Lila yang hanya mengamati tanpa menyentuh maka
enangkan pikiran yang bergejolak. "Aku... ak
ngan serius. "Tenta
embuatku merasa tidak nyaman. Aku merasa seperti kita hanya berusaha
jadi antara aku dan Dita. Aku cinta kamu. Aku hanya butuh waktu untuk
mana kita bisa kembali ke normal kalau ada bayangan Dita di s
ahnya mulai menegang. "Aku minta maaf kalau aku bikin kamu meras
mosinya. "Aku hanya berusaha mencari kebenaran, Mas! Aku ingin tahu sia
ke. Mari kita bicarakan ini dengan tenang. Aku ta
-benar mencintai Dita?" Lila bertanya, menatap
tu teman. Memang ada keakraban, tapi aku sudah bila
bisa memutuskan hubungan itu?" Lila menantang, be
"Dia juga punya perasaan, dan aku nggak mau memperb
"Tapi, Mas! Kamu sudah menyakiti aku. Aku l
u tahu, dan aku sangat menyesal. Tap
debar. "Buktikan bahwa kamu memilih aku. Hentikan s
"Lila, itu terlalu jauh. Kita bisa ca
hatinya hancur, tetapi ia berusaha untuk bersikap tegas. "Kalau kamu tidak bisa m
duk, seolah merenungkan kata-kata Lila. Akhirnya, ia angka
mun, bayang-bayang ketidakpastian tetap membayangi. "Aku hanya
milih Dita, Lil. Aku ingin kamu. Aku berjanji ak
juga tahu bahwa janji tinggal janji. Perasaan curig
san. Ia tahu langkah selanjutnya adalah berani mengambil keputusan. Namun, keputusan itu tidaklah mud
a akan berubah-entah ke arah mana. Dalam hati, ia berdoa semoga keputusan yang d
ambu