BAYANG-BAYANG CINTA TERLARANG
selalu terlihat lelah dan tergesa-gesa. Paling mencolok, ponsel Rendy hampir selalu ada di genggamannya. Ketika Lila mendekat, Rendy seri
ada layar ponsel yang sesekali mengeluarkan notifikasi. Lila mengamati suaminya deng
ya? Ada pekerjaan penting lagi?" tanya Lila dengan na
engunci ponselnya dan meletakkannya di meja. "Ya, lagi banyak urusan
an pekerjaan, apalagi sampai mengabaikan keluarga. Sesekali, matanya melirik ke ponsel R
tiba-tiba berbunyi lagi. Rendy, seperti reflek, langsung meraih ponselnya dan melihat layarnya dengan cepat sebelum menguncin
ndy mencoba menjelaskan tanpa Lila b
ya, Mas. Aku paham. Tapi mungkin sesekali kita bisa luangka
abannya. "Nanti, ya, Li. Aku janji, setelah semua
u sering ia mendengar janji seperti itu, dan setiap ka
nya dipenuhi oleh pertanyaan yang belum bisa ia jawab. Ada sesuatu yang tak
terakhir yang ia terima dari Dita. Sahabatnya itu selalu bisa menghib
dah lama nggak cerita apa-a
nya-bahwa ada sesuatu yang mengganggu perasaannya, tapi rasa takut untuk m
ku baik-baik aja kok, Dit.
enarnya terjadi dengan Rendy? Pertanyaan itu terus terulang dalam benaknya. Apakah mu
endy menerima pesan, ia mulai memperhatikan bagaimana reaksi suaminya. Sering kali, Rendy tampak
telah Naya tidur, mereka duduk berdua di ruang tamu. Lila mencob
ini kita jarang banget punya waktu untuk ngobrol. Kamu sela
engan cepat. "Enggak, Li. Kamu terlalu k
u nggak pernah lihat kamu segugup ini sebelumnya," Lila berusaha me
ke Lila. "Aku nggak menyembunyikan apa-apa, Li.
a juga sesuatu yang ia sembunyikan. "Mas, aku percaya sama kamu. Tap
ku sayang kamu, Li. Aku akan lebih perhatian lagi m
ya. Suaminya memang telah meminta maaf, tapi ada perasaan bahwa ini bukan sekadar masal
hati-hati. Jika ada sesuatu yang Rendy sembunyikan dariny
rannya terus berputar, mencoba mencerna segala perasaan yang berkecamuk di dala
elirik ke arah Rendy yang tampak tenang dalam tidurnya. **Ponselnya.** Ponsel i
bagaimana jika kepercayaan itu sudah tidak ada lagi? Bagaimana jika suaminya meman
metar saat ia menyalakan layar ponsel itu. Beruntung, Rendy tidak mengganti k
a pesan singkat dari Dita. Namun, ada satu pesan yang terlihat berbeda-pesan dari sebuah k
akapan tersebut. Apa yang ia temukan m
mu lagi, sayang. Besok kita b
gak sabar. Besok aku usa
ang? Pikiran Lila langsung tertuju pada sosok itu. Dita. S
ak pernah surut, dan kepercayaan yang tak pernah diragukan. Semua terasa hancur dalam sekejap. Lila tak bisa mempercay
rlahan turun, mengalir tanpa bisa ia cegah. Sakit yang menusuk hati membuatuara kecil yang langsung membuat Rendy bergerak dalam tidurnya. Lila c
etengah terbuka. "Li, kamu belum t
tenang. "Aku baru mau tidur, Mas," jawabnya sambil
Sementara itu, Lila berbaring di sebelahnya, berusaha keras menahan tangisnya. Pengkhianatan ini terlalu
daku? Pada kami? pikirnya dengan kepedihan yang semakin dalam. Tapi kini, ia tahu kebenarann
ohan sekarang, ia perlu waktu untuk memikirkan langkah selanjutnya. Saat sarapan bersama, Lila menatap Rendy yang sibuk dengan ponselny
ya minta kamu temenin dia main,"
engalihkan pandangan dari pons
ah kebohongan lain. Rendy akan bertemu dengan Dita, sahabat yang selama ini ia percayai. Dan untuk pertama kalin
ecamuk. Ia harus memutuskan sesuatu. Haruskah ia menghadapi mereka? Mengonfrontasi
asti-Lila tidak akan t
ambu