BAYANG-BAYANG CINTA TERLARANG
wa segalanya baik-baik saja, ada sesuatu yang tidak bisa diabaikan oleh Lila. Sebuah firasat mengganjal di hatinya, perasaan bahwa ia
. Tangannya dengan luwes merapikan selimut dan mengganti sarung bantal. Namun, ketika i
tu. Parfum dengan botol yang indah
a itu lembut dan manis, tetapi tajam. Bukan jenis parfum yang biasa ia gunakan. Parfumnya l
k lebih cepat. Parfu
parfum itu sebelumnya, mungkin milik tamu yang datang ke rumah. Tapi tidak ad
erikan. Mungkinkah ini milik seseorang yang datang ketika ia
ya gemetar saat ia meletakkan botol itu kembali di meja.
kecurigaan yang lebih dalam. Namun, sore itu, Lila memutuskan untuk memeriksa ponsel Rendy lag
tapi juga digerakkan oleh rasa ingin tahu yang tak terbendung. Ia meraih ponsel Rendy yang tergeletak di m
uk ini? pikir Lila sejenak, tap
kapan, sebagian besar berisi obrolan biasa antara Rendy dan rekan-rekanny
i
ada sesuatu yang berbeda kali ini. Pesan terakhir dar
u tunggu di temp
sa? Apa maksudnya? Apakah ada sesuatu yang leb
tampak biasa, obrolan ringan yang tak mencurigakan. Namun, semakin ia menggali, semakin banyak halsabar ketem
yang berbicara dengan sahabat istrinya. Pesan itu t
berdebar keras. Apakah ini benar-benar terjadi? Apakah Rendy
lai mengalir. Lila merasa dikhianati oleh dua
kening Lila sebelum berangkat kerja, meninggalkan aroma parfum maskulinnya di udara. Lil
" tanya Lila, mencoba menyemb
kayaknya bakal lembur lagi hari ini.
ohong. Dia tahu sekarang bahwa suaminya se
akan kekosongan yang semakin besar. Hari ini, ia harus tahu keben
kan untuk mengikuti Rendy hari itu. *Jika Rendy mem
lah momen yang akan mengubah segalanya-ia hanya belum tahu
skenario yang semakin membuat dadanya sesak. Apakah benar suaminya dan sahabatnya bisa mengkhian
tersembunyi, bukan tempat yang biasa mereka kunjungi bersama, namun sekarang ia tahu kenapa. Tempat bia
u kafe itu, berharap bahwa semua ini hanya salah paham. Namun, perasaan kuat di dalam dirinya mengatakan sebaliknyadan wangi seperti biasa. Ia tampak santai, bahkan sedikit tersenyum saat melangkah menuju kafe. Lila merasa jant
ceria yang selalu ia tunjukkan, Dita tampak anggun dalam balutan gaun kasual. Tanpa ragu, ia ber
yata benar. Suaminya dan sahabatnya, dua orang yang paling ia p
ka, menyaksikan setiap gerakan kecil antara Rendy dan Dita. Rendy membukakan pintu kafe untuk Dita, lalu mereka m
hankan. Ia bisa saja langsung turun dari mobil dan menghadapi mereka berdua saat itu juga. Namun, Lila memilih menahan diri. Ia ingin tahu le
alan menuju pintu masuk. Begitu masuk, Lila langsung melihat mereka di pojok ruangan. Rendy dan Dita duduk be
wajah mereka begitu lepas, begitu bahagia. Bagaimana bisa mere
kehidupan orang lain-kehidupan yang seharusnya menjadi miliknya. Tangannya bergetar saat ia menatap wajah Rendy yang dulu begitu ia cintai
lusnya dengan lembut. Dita tersenyum, wajahnya berseri-seri. Li
yang drastis, Dita tiba-tiba berka
ampai kapan kita bisa terus kayak gini.
Aku tahu, Dit. Tapi kasih aku waktu. Aku belum siap bu
nyakitinya? Bagaimana bisa Rendy berkata seperti itu sementar
a terus kayak gini. Aku nggak mau lagi sembunyi-sembunyi. Kamu ha
k ada keraguan lagi. Rendy dan Dita memang telah bersama, dan mereka me
u janji, aku akan bicara sama Lila. Aku cu
r, meski ia segera menyeka pipinya. Bagaimana mungkin ini terjadi? Semua
kah yang tegas, Lila bangkit dan keluar dari kafe itu. Meski hatinya hancur berkeping-ke
depan, air mata mengalir di wajahnya. Kini
ambu