icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ibu untuk Yana

Bab 8 Khawatir

Jumlah Kata:1043    |    Dirilis Pada: 18/10/2024

Kiran yang teriak, ak

walaupun banyak kendaraan berlalu lalang,

rada, "Yana dong. Siapa lagi emangnya?" Masa sih. Aku yakin Yana hanya alasan saj

usah diganggu," cetusku pura-pura bermain po

anaknya mau ke sini," timpal Kiran tapi tidak aku respon. Malesin banget, ba

eh gak tuh, anakku tiba-tiba hening

mi, "Sini duduknya samping Sena, Na," titah Kiran

n." Kemudian aku menyesali sudah berucap hal di luar kenda

ebentar lagi akan menyemburkan

ya calon Bundamu bisa duduk. Pegal loh berdiri terus." Masih kosong

Yana kesayangan

nggak perlu keluar budget alias gratis," seloroh Kiran.

u udah makan tadi

Panggil Mas aja, gak apa-apa

ate langganan kami, "pesan satu

Mas

kata terakhirnya. Dikira aku budek apa! Dikata dia ngomongnya pelan? Kali

Yana berceloteh menceritakan bagaimana pagi hingga siang di sekolah, teman

di masih banyak tusukan satenya. Meminum teh hang

k minuman. Si*al!! Ternyata sedari tadi ada yang memperhatikanku

polos Yana sambil menaruh tu

knya, "nggak mau ah. Yana sudah besar." Ketika mengusap surai rambutnya, gak sengaja indera penglihatanku tertuju pada Anandi. Ya, gadi

njak bangkit seraya pamit, "Yana ikut, Om," seru Yana. Lh

udah selesai makan, dan aku masih habisin sate pu

menyelipkan anak rambut ke belakang telinga, "

a maaf coba. Be

leh, sok c

tatapanku sepenuhnya ke Anandi, "apa? Mau batalin perjodoh

kening tanda bingung. Kenapa t

Om," san

oalnya." Aku mengangguk paham, "y

sebelum benar-benar pergi. Kalau dia minta maaf se

-sembunyi ih. Gak bilang ke Mami." Alamak!! Ma

h kamu," celetuk beliau sambil

erusaha agar tidak ketus bicaranya. La

Besok juga bisa," ujarny

tor. Yana sakit. Dia demam tinggi serta mu

itinggal sama Kiran

menuruni anak tangga dan bicara berdua dengan beliau.

uh nasi pun lauk pauk ke a

n katanya," tuturnya langsung aku angguki. Mbok Jinten memang tinggal sendirian. Anaknya h

amun sampai sekarang belum menampakkan batang hidungnya. Bilan

arapan aja dulu. Gue mau suapin Yana. Habis makan, jangan lupa panasin mob

kl

masih tidur lengkap dengan selimut tebal menutupi tubuhnya sampai batas leher. Dibukanya

lho. Yana 'kan suka banget masakan beliau," mena

agi saat tidak mend

, "Ssttt, masih panas." Lalu aku ambil termom

ajat celcius," gumamku s

nanti kita ke rumah sakit," lagi, s

, ponselku berdering t

is ca

anggilannya, "Assalamualaikum, Mi?"

ih di rum

a,

lanan menuju rumah kamu. Kita k

g membutuhkan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka