Teka-Teki di Balik Cermin
a duduk termenung, merenungi cermin besar yang baru saja diletakkan di sudut ruang tamu. Cermin itu tampak kuno, bingkainya terbuat dari kayu jati yang diukir dengan moti
al tiga puluhan, selalu datang ke sesi terapi dengan tatapan kosong dan beban berat yang sulit dijelaskan. Dia berbicara tentang ketakutan yang
, dua minggu sebelum kematiannya. "Aku merasa seperti... aku tidak se
h kecemasan dan depresi berat yang dialami Yara. Namun sekarang, setelah kemati
yang tertulis dengan tinta hitam, kertasnya usang dan berbau aneh, seakan sudah berusia puluhan tahun. Su
uk A
ya kamu yang bisa menemukan jawabannya. Aku tidak bisa menjelaskan lebih jauh, tapi cermin ini menyimpan
ra
bisiknya pada diri sendiri, berusaha meyakinkan dirinya bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, bahkan di bawah cahaya lampu rua
a di apartemennya. Dia mencoba membaca buku, menonton televisi, namun segala usaha itu gagal mengalihkan perhatiannya. Akhirnya, Alya berdiri dan
ngin, jantungnya berdegup lebih cepat. Sekilas, dia merasa seperti ada sesuatu yang bergerak di balik pantulan bayangan dirinya. Alya b
, memperhatikan lebih dekat. Di dalam cermin, pantulan ruang tamu yang seharusnya kosong tampak berbeda. Ada sesu
h ke belakang, tapi ruangan di belakangnya tetap kosong. Tak ada apapun, hanya kege
an itu sudah hilang, hanya menyisakan pantulan dirinya sendiri ya
uang tamu, sekilas dia melihat sesuatu tertulis di cermin, di bagian bawah bingkai kayu y
pa a
menyadarinya. Pikirannya berputar dengan berbagai kemungkinan-apakah ini hanya pe
h jelas. Tulisan itu masih ada. "Siapa aku?" Alya membaca keras-keras. Kata-kata itu b
in, pikirannya terus melayang kembali ke cermin dan pesan yang tertulis di sana. Siapa aku? Apakah ini ba
pesan baru, tidak ada bayangan aneh. Alya mendesah lega, mencoba berpikir rasional. "Ini mungkin hanya hasil imajinasiku saja
a semakin aneh, dipenuhi bayangan-bayangan yang berkelebat dan bisikan-bisikan samar yang tak bisa dia pahami. S
ang. Dia mendengar suara-suara yang sepertinya berasal dari ruang tamu. Langkah-langkah k
egelapan, dia bisa melihat kilatan cahaya kecil yang memantul dari permukaan cermin. Namun, k
an dirinya di kaca cermin. Namun, kali ini, bayangannya tampak aneh. Bayangan Alya yang terpampang di sana tidak bergerak s
nya yang pucat perlahan melengkung menjadi senyuman yang tampak tidak alami. Alya mundur selangkah, berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini hany
angkan diri. Namun, ketika dia berbalik untuk meninggalka
datang dari arah cermin
wab
r. Apa yang harus dijawab? Per, dia berbisik pel
dup. Lalu, perlahan-lahan, kata-kata baru muncul di kaca,
selalu kau sembunyikan.
itu seakan menusuk jantungnya. Apa maksudnya? Siapa
njadi rasa ingin tahu yang mencekam. Cermin ini, pikirnya, buk
ar dari sekadar teka-teki. Teka-teki ini bukan hanya tentang Yara-ini tentang dirinya juga.
menemukan