Aku Tak Ingin Menjadi yang Kedua.
ai Bikin
h berpakaian lengkap. "Solat jamaah, yuk," ajak Damar,
amar bangun dan menggelar sajadah.
pujaannya, selalu mengingatkan pent
a Tuhan di setiap gerak kita, Insha Allah, Al
Damar, bermunajat kepada sang pencipta.
apnya, ketika Damar membuka pintu kamar. Netranya mencar
r. "Nisa ada di kasur itu, Mbok," ucap Dam
siap semua. Marni tadi Mbok suruh masak kesuk
"Nis, ayo solat dulu, kamu mau Mas masuk neraka, karna kamu gak
asuk neraka cerein Nis
ok kalo lagi marah jadi lucu banget," Damar
tak ayal menggenai muka Damar. "Aduuhhh... Nis, kamu KDRT s
urin," ucap
ung membopong tubuh mungil Nisa. Walau
nggak, Mas mandiin di sini." Wajah Nisa merona malu. Dia mengingat beberapa hari
sudah pasti dia memilih dimandikan Damar. Kalo sekarang perihnya
an solat dengan terpaksa. Setelah itu Damar
ar punya energi nanti malam." D
wajah, "Gak sudi aku disentu
terus menggoda istri kecilnya, berusah
angsung beranjak ke kamar, tanpa
, dia hanya menggelengkan kepala. "Kita lihat saja
"Untuk wanita itu awasi saja terus, untuk Nisa juga jangan sampai lengah, aku tak ingin dia buat masala
enaklukkan hatinya. Tetapi beberapa kali panggilan tak kunjung juga di angk
luk
an masalah rumit ini. Damar harus segera menceraikan Nisa. Tetapi hati kecilnya mengatakan mempertahankan rumah
, Damar belum menemukan lelaki yang tepat untuk Nisa. Damar merema
tok,
muanan Damar. "Masuk!!" Suar
malam ngopi, nanti gak bis
ni, Mbok bawa sini," perintah Damar. "Ko, M
pulang, Den," jaw
rnya ada beberapa hal yang ingin Darmi tanyakan,
ucap Damar, bagaimanapun Darmi ber
uar dari dalam ruang kantor, dia meli
ng biasa di kendarai Nisa
tok,to
jawaban Damar, Darmi m
Mbok??" t
pergi ke mana malem-malem