Aku Tak Ingin Menjadi yang Kedua.
. Kej
k dapat di artikan. "Nisaaa!!!" Damar tak kalah ters
ah karna berjalan terburu atau karna marah menda
n sepertinya lembut. "Siapa dia Mas?" tanya Nisa
ni memang sudah waktunya Damar mengakui
ecil yang dalam gendongan Kirana
mar menggenggam lengan Nisa. Mencoba
n Damar. "Jelasin di rumah!!" Nisa berbalik
memanggil, tetapi
kembali ke sini kalau belum ada titik penyelesaian." kiran
belalu pergi meninggalkannya di halam
yang berjalan terburu. "Aduuhhh... Ketinggalan mengikuti drama r
ugh.
alak "Busyeett, mobil baru gue remuk deh." Lana bergumam, dia langs
nya bergemelutuk. Lalu menyandarkan kepala pada kaca samping
k tau harus berbuat apa? Punya pacar aja be
kompor buat elu. Untuk masalah ini gue gak punya solusi, dan gak
et, akhirnya Nisa sampai di rumah megahnya. "Nis gue an
mah. Membanting pintu dan berlari naik ke dalam kamarnya. " Non, a
dengan tergesa. "Den, ada apa? Itu Non Nisa kenapa?" Mbok Darm
ucapkan kata itu, lelaki berperawakan atlet
tok, Nis...." sebelumnya Damar mengetuk pintu, walau pintu
Damar mem
ugh
ar. Nisa berdiri di hadapan Damar
nya Nisa lantang,
akan seperti ini, terlalu kanak-kanak, tetapi entah kenapa saat orang tua Nisa menyu
cium bau parfum yang tak biasa, dia yakin ini bau parfum wanita itu. Bodohny
ke." Damar terus mengeratkan pelukan ketika tu
mar membereskan sofa, mengajak Nisa duduk di sana
endongannya, anak Mas Damar." Mendengar pengakuan Damar Nisa makin t
menikah denga Kirana saat itu, Mas ingin mengatakan ingin melam
lak?" tanya Nisa mem
rharap aku menerima mu ' kan." Damar mengangkat tubuhnya menuju kac
Alfathunisa menatap nya
a ini, Damar bisa melihat jelas jika Nisa terluka. Begitiu pun Kirana, setiap Damar mengunjun
kan menceraikan kamu." Damar me
aku!? " Nisa mengahampiri Damar dan memukuli tubuh lelaki dihadapann