Aku Tak Ingin Menjadi yang Kedua.
Tak P
!" Nisa menunjuk sebuah mobil yang
masih fokus pada jalan raya yang selalu padat merayap. Apalag
perusahaannya di kaca belakang," ujar N
i milik suaminya yang berada setelah beberapa mobil di depannya. "Kat
tu mobil laki gue!" seru Nisa. " Eehhh
sahut Lana me
tin,
...! Jangan deket-deket. Gak bisa banget jadi mata-mata, ih!" keluh Nisa karena mobil Lana berada pas di belakan
uat ngetes mobil," ucap Lana lagi. Lana pun memperlambat laju kendaraan
lagian laki elo 'kan, gak pernah neko-neko selama ini," ucap Lan
nya. "Eehhh ... kok, elo gak belok? Itu 'kan, mobil Damar belo
n tuas transmisi otomatis dan perlahan mobil mundur. Setelah men
laki gue. Ngapain dia ke tempat beginian ya?" ta
oh ponsel d
t kemud
mana?" tanya Nisa pada
menutup ponselnya walau si lelaki di seberang sana
gong?" tanya Lana menggoyang-goyangka
e Semarang." Nisa mendesah lirih. "Ya udah, kita
a jalan ke punc
e ngikut aja," ucap Ni
nautkan
" Nisa membuka kaca mobil
. "Lan, Lan! Itu ... Itu ...!" Nisa berteriak sambil menepuk-nepuk lengan Lana. Netranya
ittt
l berdecit akib
tempat sepi gini. Elo teriak-teriak pa
yang dia tumpangi. Kakinya melangkah cepat menu
menunjuk arah di mana ada pohon besa
ti kaki Nisa memas
seorang wanita terdengar
dekat undakan menuju pintu
tanya wanita yang menawari
ini duduk sin
rin
mar, loh!' Nisa be
dia berdiri. Ia memindai keadaan halaman r
egini terus?" tanya si wanit
r dulu ya. Nanti kalau sudah waktuny
D
seakan berhe
nutup mulut yang menganga akibat
mu itu? Jadi sampai sekarang kamu belum bisa menceraik
sik Nisa pada diri sendiri. Dengan dada berdegup