Balas Dendam seorang ibu
terkirim, dan Maya menatap layar ponselnya dengan tatapan yang dingin dan tak tergoyahkan. Pesan itu
asa semakin cepat. Namun, di dalam hatinya, ia tahu bahwa tidak ada yang bisa menenangkan badai yang
inya, mengisi setiap sudut jiwanya dengan rasa sakit yang tak terlukiskan. "Aku akan membuat mereka membay
enangan indah yang kini hancur berantakan. Tapi di balik kegelapan itu, hanya ada satu tujuan yang terus memotivasinya-de
dut, seakan-akan mengguncang lantai di bawah kaki para tamu. Suara tawa, percakapan, dan teriakan bercampur menjadi satu, menciptakan suasana pesta y
aian. Tony, yang sedang berdiri di sudut ruangan dengan segelas minuman di tangan, merogoh sakunya dan
lah kau, jadi bersiaplah
h senyum tipis terukir di bibirnya, mencerminkan sikap acuh tak acuh yang sudah menjadi ciri khasnya. "P
enasaran. "Siapa itu, Tony? Pesan dari siapa?" tanyanya sambil
n menyelipkannya ke saku. "Bukan siapa-siapa. Hanya orang iseng yang me
uas dengan jawaban itu. "Orang ise
menyerahkannya kepada Daniel. "Lihat sendiri kalau kau
Target selanjutnya adalah kau, jadi bersiaplah menyusul temanmu Anton'," dia memb
gan Tony," katanya sambil tertawa, suara tawanya terdengar lepas dan tanpa beban. "Kalian tahu kan, dari tadi kita tidak bisa meng
u benar. Anton memang sering melakukan hal-hal seperti
ponsel itu kembali ke Tony. "Ya, mungkin bena
terdengar berbeda-lebih khawatir. "Jangan-jangan terjadi sesuatu pada Anton..." ucap Sony dengan nada seri
n, Tony hanya mengibaskan tangan, menepis kekhawatiran itu dengan tawa kecil. "Ah, kau ini selalu berpikir b
ngat tidak, Anton pernah bilang dia merasa ada yang aneh b
n kasar. "Ah, itu cuma omong kosong! Anton suka bercanda. Jangan m
pa kali Anton memang pernah berbicara seperti itu. Tapi... bukankah itu hanya lelucon lain? Anton selalu m