KIRANI SI WANITA MALAM
bablas!" gerutu Bu Laila saat menyadari
stirahat saja," ucap Bu Laila dengan ramah, walau dalam hatinya penasaran siapa
banyak merepotkan," balas Ki
ikhlas kok," sahut Bu Lail
mi saya, Mbak istirahat saja di kamar, nanti siang
n pulang saja." Dengan ragu dan terg
ius, Bu Laila yakin ada sesuatu yang disembunyikan Kira
, tapi kalau memang Mbak ingin pulang, biar saya ant
i bingung, seperti diberi buah simalakam
an serba salah. Wanita bermata bening itu tampak bingung. Otakn
umah Mbak di mana?" tanya Bu Laila b
rumah Bu," jawab Kirani lirih, kepalanya tert
Kirani, wanita paruh baya itu menghela n
ikut campur urusan Mbak, sebenarnya ap
irani dengan suara lirih d
kalau Mbak merasa keberatan, saya juga n
Bu Laila membuatnya serba salah, dia bing
pikiran dan pulihkan tenaga Mbak, untuk selanjutnya nanti bisa kit
otkan dan menyusahkan," ucap Kirani te
udah enakan, Mbak bisa kok ikut saya ke toko, biar nggak sendirian di rumah," sahut
mau membantu Bu Laila kerja di tokonya," gum
ari sini sebelum karyawan Bu Laila datang,
aafkan," lagi-lagi Kirani bergumam sambil melipat secarik
ja menutup pintu kamar hampir terlonjak karena terk
dia tak berkutik lagi, lelaki yang d
li, cantiknya hilang nanti!" ucap Pak Beno sambil mendekatkan
saya!" Kirani berusaha menghind
memberimu kesenangan dan kenikmatan!" Pak Beno terus
an beringas berusaha mendekatkan wajahnya ke wajah Kirani y
nta sekuat tenaganya, badannya yang masih sakit bert
cantik, tapi licik!" Pak Beno terus beru
ani hampir kehabisan akal dan
ar teriakanmu Cantik, rumahku ini besa
i uang Bapak secepatnya!" ucap Kirani dengan sua
ngin kamu!" ucap Pak Beno dengan nafas memburu, nafsu kelak
namun usahanya sia-sia, karena pintu depan tertutup
l
l
kanan Kirani. Pak Beno menatap
ur saja kok jual mahal!" bentak Pak Beno kasar, d
mu!" ucap Pak Beno dengan suara se
rasa sakit di pipinya, otaknya berputar menca
kembalikan uang dua puluh juta, sekarang!
a?" mata Kirani m
u yang menginjak-injak harga diriku!" sa
curan. Dia tak menyangka bisa bertemu lagi dengan Paak Beno sudah memberi bayaran di muka sebesar lima juta, dan seperti biasanya K
Kirani dalam kamar hotel itu sendirian, hingga sampai pukul sembilan Pak Beno tak
a, atau turuti kemauanku sekarang!" har
k, saya aka