SATU ATAP DUA CINTA: Kunikahi Ibu Tiriku Setelah Ayah Mati
dengan Angga Wijaya dengan maskawin emas seberat satu kilogram, uang s
arhum Sueb dengan maskawin dibayar ... Tunai!
ya Ketua Pengulu yang bertugas s
ng pria yang dudu
yang lainnya
a memimpin doa bersama. Kedua insan yang kini telah sah menjad
rgantung di ujung tenggorokan bersamaan dengan s
emasuki ruangan dengan langkah cepat dan raut wajah keheranan. N
tika itu juga, mimik wajah pemuda itu ber
t pelan sambil berjalan mendekati merek
anjak bangun dari tempatnya. Di waktu yang hampir bersamaan, wanita
elaskan kepadaku? Kenapa Ayah mem
tnya. Sebelumnya tidak ada pemberitahuan
ai baju pengantin j
ang itu bergantian,
mu tenangkan diri dulu ya," ucap
*
na ruangan sudah sepi, hanya
uluh lima tahun, yang tidak lain ada
kekasihku, Yah. Dia itu calon membantumu, bukan seseorang y
ekecewaannya di hadapan sang ayah dan wanita
tuk menikahi Anita dalam waktu dekat, tapi apa ya
ita. Keduanya masih mengenakan pakaian pengantin. Kebaya
ota, untuk urusan bisnis, tapi mengapa setelah ia kembali, sesuatu telah terjadi di dalam k
ggakan, malah menikungnya seperti ini. Menikahi wanita,
enapa Ayah menikah dengan wanita, yang jelas-jelas Ayah tahu, kalau ak
a itu, dengan wajah yang sudah m
lah diam untuk waktu yang lama, akhirnya
Wijaya serius tanpa berkedip. Satu
ntak di dalam raganya. Sorot matanya sudah tak setajam se
hon
a tidak mungkin mencintai Ayah. Dia
ema langsung menarik tangan Anita, yang sekar
dengar, tidaklah benar. Semua ini sekedar mimpi. Wajahnya su
u, Anita. Apa kamu
a, aku mencintai Mas Angga." Dia mempertegas pengakuannya dengan
berbohong pa
an sebuah pukulan. Namun, diwaktu bersamaan, Angga Wija
Ibumu! Kau harus menghormatinya, sebagaimana bakti seorang anak t
mpai kapanpun juga, dia bukanlah Ibuku! Aku sangat mencintai Anita. Ayah tidak bisa m
AKKK
amparan, hingga meninggalkan bekas merah di pipi. Tubuh p
ap Gema terdengar lirih sambil menyentu
ndingkan dengan pengkhianat yang dila
an kesalahan, tapi sekarang ... Ayah menamparku k
Gema tidak dapat menyembunyikan kekecewaan
rahan seperti dia, sebagai ibuku!" tegasny
ik kerah baju sang
AKKK
tahun itu. Emosinya telah di ubun-ubun. Angga Wijaya paling tidak
i pipinya. Dia sedikit mendo
!" seru Angga Wijaya yang m
"Ouh. Jadi, sekarang Ayah menganggap aku sebagai anak durhaka?"
Lantas, kau Tuan Angga Wijaya ... Seperti apa diri Anda sekarang? Pria yang merebut kekasih putranya, demi kepuasannya
aya sangat kencang dan sebelah t
UP,