icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SATU ATAP DUA CINTA: Kunikahi Ibu Tiriku Setelah Ayah Mati

Bab 4 4. KEMARAHAN GEMA

Jumlah Kata:874    |    Dirilis Pada: 17/08/2024

erti setrikaan panas. Perasaannya begitu gelisah, setelah mendapat kabar

al, disaat perasaannya se

n mereka akan sampai?" gumamnya sangat gelisah. Pandangannya terus

ofa. Perasaannya tidak kalah ka

a, demi keselamatan Gema, yang sampai

lah mendengar kabar bahwa Gema mabuk berat

stri yang mulai pucat sambil mengusap wajahnya berulang kali. Ia paham, bahwas

s keluarga ini. Biar Mas saja yang menunggu Gema di si

harusnya yang istirahat tuh, Mas Ang

dua mata Anita penuh kekaguman. Nyatanya, situas

depan rumah pun terdengar. Angga Wijaya men

u-buru menghampiri keduanya. Anita beranjak bangun dari sofa. Namun, tidak ber

ada dalam pengaruh alkohol. Ia c

ucap Juna, memberi penjelasan, yang langsun

repot. Sini, saya bantu." Angga seger

gerepotin kok, Om." J

iku!" seru Gema sambil mendoro

ar dari pingsan beberapa saat lalu. Secara tidak langsung, ia bisa

mbencimu, Tuan Angga Wijaya!" serunya d

tai! Kau menikahi Anita, yang seharusnya menjadi menan

dari seekor an*Jing!" umpatnya

ermangu beberapa detik. Sebelum akhirnya, dia

an yang dilontarkan Gema. Baginya, apa yang diucapkan sang putra ti

Gema menuju kamar yang

. "Ya Allah. Mengapa, semuanya menjadi sepe

dalam dadanya. Sesak yang membuatnya tidak mampu

buruk. Ia ingin menangis. Namun, air matanya seolah engg

engayunkan kakinya. Niat hati ingin menyusul ke kamar. N

ariin ortu di rumah," kata Juna, s

?" tawarnya, yang sebenarnya berat

ganggu kalian. Om sama ..." Juna menja

u dipanggil 'Tante' tapi kok agak aneh menurutnya. Secar

kisah percintaan antara Gema dan Anita.

noleh ke belakang. Dia paham alu

nya, saya merasa senang kalau kamu menginap di sini."

unya enggak tepat. Lagi pula, saya udah di

lan. Jangan ngebut," pesan Angga Wijaya yang

asih. Juna, pamit

ya sambil mengecup pungg

lam," jawab

itu. Ia tidak berani untuk mencium punggung tangan wanita itu. Ada per

gayunkan kakinya, men

Gema?" Suaranya terdengar liri

ada di kam

ngga Wijaya untuk menol

kasih,

Anita segera pergi menuj

t dari waktu ke waktu. Sungguh hari yang sunggu

adi, sungguh membuat hati seorang

emuanya segera baik

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka