SATU ATAP DUA CINTA: Kunikahi Ibu Tiriku Setelah Ayah Mati
ANTARA!" teriak Angg
but membuat Angga Wijaya tidak melanjutkan aksinya. Tang
ar, Mas," pinta Anita sambil mengelus bidang dada su
mengalah dan bersabar. Gema butuh waktu untuk menerima kenyataan ini," tamba
dahulunya penuh cinta terhadap Anita, kini berubah
t, cinta yang telah dibangun selama
n saja dia membunuhku! Dengan begitu, kalian akan hidup
ya kembali dan hendak langsun
Namun, Anita segera menahannya. Supaya
menatap jijik, Anita yang be
pa ia menikah dengan pria yang s
kalau kamu menikah dengan ayahku, demi hartanya saja bukan? Mengaku saja kau, Anit
kata-kata hinaan dari, pemuda y
APANMU!" teria
AKKK
ah Gema. Kali ini, bukan Angga Wijaya yang m
ti tawa itu, bukanlah kebah
gan Mas Angga bukan karena harta, mel
nya menatap nyalang pemuda yang
r lagi, kepada ayahmu! Aku mencintai Ma
i depan wajah Gema. Alih-alih, sadar dengan
nita, lalu menjatuhkan tatapan tajam yang
as!' diriku jijik mendengarnya! Dia seharu
gan tubuhnya. Keningnya berkeringat sangat
ngsung berbalik arah. Tanpa kata, ia pun menga
bahagiaan, kini berubah menjadi sa
ur dalam pelukan sang suami. S
fin sikap Gema tadi. Dia an
sebut, Anita semakin
dikit mendongak. Tidak ada kata yang terucap lagi. Sebab, kejadi
*
p nyalang jalanan di depan sana. Tidak peduli seramai apa jalanan sekarang, ia te
gan Mas Angga bukan karena harta, mel
r lagi, kepada ayahmu! Aku mencintai Ma
dari pikirannya. Terus saja terngiang-ngi
intai, Ma
anak panah yang melesat cepat d
masih bisa bergerak, tetap
R
i tepi jalan. Kepalanya membentur kemudi. Dia menutupi wajahnya
tidak peduli. Perlahan-lahan, pandangannya memudar, bers
*
m ha
anginya langit-langit dan lampu yang menyala. I
hijab, tertidur tepat di sampingnya. Posisi wani
anita itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Anita, yang dahu
Waktu menunjukkan pukul 01.45 WIB. Dia memega
an selang infus yang ada di tangan kirin
ngun?" tanya A
gsung beranjak dari ranjang. Ha
yak-banyak istirahat!" serunya memperingatkan s
r kamu dar
itu jatuh tersungkur ke lantai. Di waktu bersam
istri tersungkur di lantai. Buru-buru di
?" tanyanya, yang tidak bisa
pat, "iya, Mas. Aku
ya ke arah berbeda. Merasa geli, melihat dengar ka
ngga Wijaya, ketika Gema
nda tidak lagi berhak ikut campur dalam hidup seseorang y
n mengayunkan kakinya, meninggalk
. Namun, panggilan tersebut tidak
, Tu
n, lantas mengejar Gema yang sudah lebih dulu per