SATU ATAP DUA CINTA: Kunikahi Ibu Tiriku Setelah Ayah Mati
ek
darkan Anita dari lamunannya. Pi
buat Anita mengulas senyuman tipis, yang seben
an?" tanya Angga Wijaya semb
k, Mas," jawab
tuhkan tatapannya kepada pemuda dua puluh
saat lalu terus melontarkan kata-kata kasar pada Angga Wijaya
epertin
dur. Sudah jam dua. Seharian ini,
as juga, har
malam pertama bagi mereka. Namun, keadaan rumit ini, membuat s
a. Berjalan beriringan menuju lant
beberapa kali memijat bahunya. Anita yang
pintanya lembut, meskipun masih
saja. Nanti juga hilang sendiri. Sudah
rasa pegalnya hilang." Kembali Anita memberi penawaran karena ia berpikir,
ah, kamu bersih-bersih du
disertai senyuman terbaiknya,
mengamuk, setidaknya bisa teratasi sedikit. Sek
ntuk membersihkan badannya,
uk di sofa. Menyandarkan kepala
uhku lagi! Aku membenc
gat kucintai! Kau menikahi Anita, yang seharu
menjijikkan dari
melontarkan kata-kata kasar terhadapnya. Tindakan Gema
, seberat mungkin." Suaran
ganya dan memastikan kebahagiaannya. Diriku telah siap, bila
selesai berganti pakaian. Dia melihat
ngga?" Dia be
h ruangan ini. Ternyata dugaannya itu benar. Pria ya
t. Situasi rumit seperti apa lagi
ada lembut, sambil mengelu
ofa," tambahnya mencoba untuk membangun
ra erangan
ra mungkin ia menyadarkan pikirannya yang mu
Kenapa?" ta
di sofa. Pintah ke tempat tidu
mu tidur duluan. Mas mau bersih-bersih dulu. Oh, iya. Entar Mas tidur di k
menjadi suami istri?" Anita sedikit meninggikan suaranya. Ia tidak bisa menyembunyi
s, merasa sebaiknya kit
k mau menghabiskan sisa ma
"Bukannya Mas tidak mau menghabiskan malam bersama ka
Jelaskan padaku, maksud
an halaan napas panjang. Dia beranjak bangun dari so
untuk saat ini. Mas tidak akan mengatakan apa-apa kepadamu. Mas tidak ingin me
n apa? Dia sungguh bingung
g Mas inginkan. Aku akan menur
a kenyataan bahwa, ia tidak bisa t
kedua pipi Anita. Ia sedikit menariknya, kemud
Kamu telah hadir d
tubuh Anita, membawanya m
Cukup memejamkan matanya, merasak
*
ktu sudah menunjukk
ihat sekitarnya yang sudah terang akibat pa
duk dan bersandar pada dipan. Ia m
Dia mencoba mengingat-ingat kembali,
saat ia mabuk. Ada Juna
pandangannya malas. Ya, malas ketika har
, sampai-sampai harus dikhianati o
tu, kemudian turun dari ranjang. Sebelum melangkah, i
diantara banyaknya
ana? Jemput g
bungan telponnya. Membuang ponsel itu ke atas ranjang
ke kamar mandi, untu
*
t rapi. Rambut yang ditata mempesona. Jam tangan hitam melingk
kamu?" tanya Ang
uka kacamata hitam itu. Ditatapnya kedua
ku meminta izin kepada Anda, Tuan Ang
yah itu, saling ber