SATU ATAP DUA CINTA: Kunikahi Ibu Tiriku Setelah Ayah Mati
an pa
l siapa itu, sebab mobilnya sedang berada di
umah sakit. Sementara itu, hanya berselang beberapa detik, Ang
kakinya sebagai bentuk kekesalan, sebab ia tida
sedikit tersengal-sengal, sebab ia terus berlari mengej
apasnya terengah-engah. "Kamu engg
mengerjapkan matanya. "I
cuma dikejar. Gema tidak mau bert
. Sebagai seorang ayah, Angga tidak bisa tenang,
, setelah mengalami kecelakaan siang tadi. Akan t
nanti kuperintahkan beberapa orang
erti itu. Awasi dia dari jauh,
mengangguk
l yang Gema tumpangi pun, berhe
p seorang pemuda yang dud
yetir. Sedangkan Gema duduk sambil
yang akhirnya menyadar
hnya penuh pertanyaannya, saat melihat t
Lu," jawab Gema
tu mobil, kemudian keluar. Nyelonong begitu
kannya bilang makasih, malah langsung kab
rutunya, sebelum akhirnya ia juga keluar dari mobil.
Segera dia memesan minuman yang paling mahal di sana. Kadar a
langsung menenggak minuman dalam gelas itu, dalam s
inuman telah habis, hanya menyis
egitu, pikirannya sudah melalang buana sedari tadi. Raganya mem
temannya yang akrab dip
langsung menjatuhkan tatapanny
a sudah kosong. Ya, memang sedari tadi sudah kosong,
, memberikan dua gelas minuma
ma langsung menengg
ampu menghabiskan empat minuman dengan k
ila atau apa? Itu minum
mampu menyadarkan Gema
yang berada di sekitarnya pun, menolah untuk sesaat, sebel
a gelas minuman pun ters
ntuk menahan. Dia menggengg
sung mendapat tata
ngan gue!"
agi ada penghalang. Selanjutnya, dia men
Sakit hati boleh aja, tapi jan
yang terpenting sekarang, ialah membuat Gema sadar, agar temannya itu ti
Gema, yang kesadarannya
gan Mas Angga bukan karena harta, mel
r lagi, kepada ayahmu! Aku mencintai Ma
ari-nari di dalam kepalany
enggak?" tanya Gema d
min hal, yang seperti gue al
alamin hal seperti yang gue alamin. Cewek yang g
Gue bakalan hidup satu atap sama cewek yang gue sayang, bukan sebagai suami istri, tapi seb
angnya, ah?" Gema menatap serius Juna. Na
a lah. Masa buat nika
Pas gue pulang ke rumah, ternyata dia udah nikah sama bokap g
sak badan lu aja. Rasa sakit lu enggak bakalan hilang!" Juna meninggikan su
esis, sedikit menyeringai ge
udah hancur. Gue udah engga punya semanga
mana. Mengoceh tanpa ada rem. Nyer
gomong gitu. Gue yakin, lu bis
tu. Bagi gue dah basi yang kayak gitu. Mending kata-kata
egera dirampas oleh Juna. Entah sudah gelas
up,
AKKK
asil, pemuda itu tersungkur ke
pada dua pemuda yang baru saj