My Another Boss
n, ayola
susu lainnya. Layaknya anak kecil yang menginginkan sesuatu dia akan memperhatikan sesuatu begitu lama, kemudian baru menunjuk
juga harus beli
ini malah merengek meminta membeli sekotak yogurt. Diandra mengangguk, anehnya pria itu begitu senang setelah diizinkan.
an aja, Pak," uc
. Hingga belanja pun selesai, mereka pun pergi ke bagian kasir, tidak terlalu ramai jadi mereka bisa menghitung barangnya lebih
enganku?" tanya Juan
k," jawab Diandra s
hat begitu senang dengan menenteng dua kantung plastik sambil bersenandung ria. Ketika hendak keluar dari pintu, Diandra m
erapa meter darinya. Pria bermata coklat itu menatap Diandra yang be
n?" tanya Diandra den
tersenyum simpul, "Tentu
apalagi
ikan layar
gasmu membantu, bukan banyak bertanya," uca
," rengek Diand
pannya. Pria tua sekitar umur 50 tahun dengan tubuh cukup berisi. Pengendara taksi itu membuka bagasi belakang sebelum Juan dan Diandra dapat selangkah
k aja ya," kata Juan sambi
tup, walaupun barang belanjaannya tidak banyak. Usaha terakhirnya dia mendoro
enebak isi pikiran ora
mengusir canggung dilakukan pria tua itu, akhirnya tak berapa lama dia memutuskan masuk ke mobil. Dia
ya menunjuk pintu mobil
endela dalam diamnya. Sementara Diandra mencuri pandangan kepada Juan, bosnya. Dia masih begit
ya?" tanya tiba-tiba
andangannya ke arah pria tua itu. Tidak ada angin maupun huj
wab Diandra samb
ini berpikir, "Dia gak mikir ak
lian pacaran?" tanya
a tersekat sebelum hendak mengatakan beberapa kata untuk pria itu. Sebab Juan lan
yang dia tunjukkan menutupi kebohongan yang dibuat. Pria tua itu mulai men
dak berbicara tapi tata
ngnya beberapa saat, "Ngikut maunya c
bannya begitu santai. Diandra bahkan tak dapa
emegang kain hoodie lengan Juan sa
n terdiam sepanjang perjalanan mendengar omong kosong kedua pria yang saling berb
enti di depan gerai toko yang tu
kin kebingungan karena mereka malah berada di jalanan sepi. Diandra memandang J
t itu dari dekat hingga membuatnya
r," ka
sambil bersembunyi di gang kecil itu," titah Juan berbis
, t
an segera keluar dari mobil. Diandra mulai bingung dan khawatir, sebelum akhirnya dia melepas pandangan dari Juan. Dia
mudian suara kaca pecah membuat Diandra memberanikan diri mengintip di balik tembok. Mobil itu
ia berjanggut itu keluar dari mobil, tersungkur dengan lumuran darah di pelipisn
mampu berdiri dan menyerang dengan satu pukulan, tapi berhasil dihindari oleh Juan kemudian dengan cepat menendang lutut kiri bagian belakangnya. Pria tua itu pun hampir terj
a isi kepala yang penuh tanda tanya. Diandra syok sekarang, melihat apa yang barusan kedua matanya sa bersembunyi dari Juan. Tangannya memegang ponsel deng
Juan yang datang ta
auh darinya. Seseorang yang baru saja menghabisi pria tua sampai berlumuran darah. Anehnya pria itu tidak terlu
emen. Aku sudah bilang kamu