My Another Boss
ak ga angka
biasanya Diandra akan langsung mengangkatnya, meskipun Fani hanya akan menanyakan hal sep
adi dingin. Apa yang ada di balik pintu membuatnya begitu was-was. Diandra memegang
amu salah me
mberi tahu sesuatu
keras, "Aku akan kelu
lah baik-bai
dian tas itu dia pegang dengan erat. Tangan kanan bersiap denga
epada pria yang berdiri di depannya. Meskipun tas ditangkap dengan baik, Diandra berusaha berbelok keluar. Namun, sayangnya tangan kanan langsung dicekal o
alian?" ge
lu ya," kata Juan yang me
g diantara dua orang l
melepasnya, "Kamu ada di
pat buang air kecil laki-laki yang berderet. Diandra membelalakan matanya, menyadari keteledo
ita," ka
rada di toilet lak
yum, "Ayo kita
duk di dekat meja yang sama, keduanya menatap dengan tatapan berbeda. Juan
ah diperiksa, Dar
ngguk, "Suda
mari kita bica
m membisu menatapnya serius. Senyumnya sirna b
miliknya. Diandra yang awalnya bingung, mengambil kertas itu. Wanita itu
aksudn
melupakan apa pun yang kamu dengar tadi. Kami juga akan
ali menatap Diandra, "Kami akan membayarmu
nampak mengangguk setelah melihat Diandra hanya terdiam kebingungan, "K
an, "Bukan itu, aku gak bisa nerima ini,
ekerja?" tanya
baru akan masuk kerja bes
pannya tersekat ketika di
g bekerja di sana. Dia baru sadar, orang di hadapannya adalah orang yang ber
tertawa, "Oh, kebetulan! Kamu ma
nmu," ucap Juan sam
di depan, seseorang yang menatapnya dingin adalah atasannya
ubah kesep
dan aku akan membayarmu den
yitkan dahinya,
a. Aku cuman mau kamu gantiin Darren dalam beberapa kese
sisten paruh waktu," ucap
atau tidak karena mendapatkan uang tambahan, tapi harus dihadapkan dengan dua orang yang memiliki kepribadian bertolak belakang. Ditamba
takan, "Jika kamu gak bisa nerima tawaran ini, maka
inya mendapatkan pekerjaan sebagus di Diamond Company. Seolah tak punya pilihan lain ka
di tulis ulang oleh Juan dalam selembar kertas putih. Akhirnya Diandra pun
Semoga kedepannya kita bisa bekerja sama," u
ya terasa lemas saat dia tiba di rumah. Diandra tidak habis pikir akan apa yang menimpanya hari ini. Setelah ke
ap langit-langit kamarnya serta termenung. Kejadian yang terjadi beberap
rg
frustasi sampai dia sulit tidur untuk bekerja besok. Benar saja, telat bangun
unin kakak?" tanya Diandra
rok biru mudanya menatap sinis di meja makan,
t, memakai riasan tipis kemudian pergi dengan membawa sling bag miliknya. Dia pergi ke jalan besar
a. Suara seseorang di balik telepon menyapanya, "Aku Juan,
persetujuan atau alasan untuk yang menerima. Diandra pun semakin ger