icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Melahirkan Keturunan Untuk CEO

Bab 5 Lelaki Es Balok

Jumlah Kata:1407    |    Dirilis Pada: 02/06/2024

buat mata Kinara mengerjap. Terbangun

dian tatapan matanya jatuh pada sese

a kala menyadari kalau

i, baju nan kerudung yang ia kenakan masih baik-bai

afas pelan. Pandangan matanya menata

erkesan manis nan kalem. Tidak seperti monster kala dia terbangun. Jika ditanya l

ikirkan kehidupannya di masa depan yang akan datang. Kira-k

setelah melahirkan apa dirinya tidak akan bertemu dengan Aarav? Duh, m

nang, matanya merotasi ke sekeliling yang tidak t

rumahnya. Karena memang Aarav sendiri yan

n besar. Berpikir kalau di lemari ini

nya sendiri kala tangan i

tersebut, berharap lemari itu terb

kembali mencoba membuka lemari tersebut. Bukan hanya di tarik

ng tak kunjung terbuka membuat

edikit kericuhan, yang mana perempuan

al. Bingung juga bagaimana caranya untuk memb

atkala Aarav membuka lemari tersebut dalam sekali

ngedip untuk b

mping Kinara. Membuka lebar-lebar lemari t

Kinara merasakan kecanggungan. Bodoh! Itu

ja!" Aarav sudah kembali menuju tidurnya yang sempat terg

nyaan itu sontak membuat Aa

ra dengan cepat mengambil sebuah baju at

Aarav membuyarkan gerakan Kinara yang tengah

. Namun kemudian terbang

nsel di sana," ti

uan itu mengambil ponsel yang ters

i,

ponsel tersebut, menekan iko

arang untuk sal

..

dak paka

u

erlfonnya. Matanya melirik

aya bacaan salat setelah ini," ucap Aarav k

uk terakhir kalinya bola m

kulkas itu i

ara bersujud pertanda syukur atas suami barunya y

emutar-mutarkan sarungnya. Sedari tadi dia hanya berkutit denga

ah longgar, berakhir

arav yang nampak kesusahan. Sebuah senyum melen

gan sigap mengambil alih sarung ter

ucap Kinar sembari menarik saru

g kala Kinara terus sibuk menempatkan sar

pegang bagi

nya Aarav menun

ang te

gah

arung tersebut. Karena yang jadi masalahnya Kinara susah sendiri kalau bagian te

ra mendongak. Seketika pandangan keduanya bertem

ebih tampan nan adem. Terlihat pula muka so polos di jarak dekat sep

a, menolah pada kasur yang t

cara ini saja!' ucap Ki

ujar Kinara membuat Aarav memegang kedua ujung sarung

" Dengan muka serius Kinara memakai sarung tersebut, kemudi

tu melekat di bagian bawahnya.

us dibuat sabar oleh sa

kak

to

ak

enoleh ke asal pintu. Dia menatap Aarav

ana bersih dahulu saja. Dikarnakan belum benar-be

la bahwa Aarav jauh dari

agama. Ia juga bukan lulusan pondok pesantren ternama, ia hanya sekolah madrasah biasa

arena melihat ada keinginan di mata Aarav akan perkara agama. Terbukti bahw

u Aarav terlihat begitu menggemask

yang sudah melekat di diri Aara

ak

n segera membuka pintu, men

" Ucapan Lusi tercekat. Dia menatap Kin

bakal ambilin dulu seragam sekolah Lusi," ujar Kinara merasa bersalah. Ah, semua ini karena suamin

Lusi dengan tatapan sendu. "Lusi juga l

ng adik, segera menari

bawa kamu buat makan, sekarang Lusi sabar aja, karena sebe

aya dari tempat

midasi membuat Kinara terpera

k. Bu--bukan

pergi, bagaimana?" tanya

eakan memenuhi ruangan ini. Entah kenapa tapi ... perkataan itu membuat

arena ia menghormati dia sebagai seorang suami, takutnya malah ter

a mode dinginnya kembali membeku. Tidak seperti tadi

bibir Kinara. Tidak berani menatap Aarav ya

di telinga Kinara. Pria itu pergi dengan sifat dinginnya. Tida

ingatkan bersama sang Ibu dan Ayah mel

rindu kalian ...,' uc

semakin marah, dengan cepat Kinar

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Mendadak Dinikahi2 Bab 2 Resmi Menikah3 Bab 3 Dibawa Suami4 Bab 4 Sebuah Lingerie5 Bab 5 Lelaki Es Balok6 Bab 6 Tentang Aarav7 Bab 7 Malu Sudah8 Bab 8 Surat Kontrak9 Bab 9 Peresmian10 Bab 10 Cinta Yang Terpendam11 Bab 11 Psyicopat12 Bab 12 Kecantikan Kinara Yang Sebenarnya13 Bab 13 Gugup Vs Grogi14 Bab 14 Diterima Dengan Baik15 Bab 15 Kejujuran Lusi16 Bab 16 Pertengkaran Kecil17 Bab 17 Hendak Dilecehkan18 Bab 18 Papa Mertua19 Bab 19 Sebuah Pelukan20 Bab 20 Aarav Atau Aavar 21 Bab 21 Salah Duga22 Bab 22 Bimbang23 Bab 23 Insiden Memalukan24 Bab 24 Godaan Aavar25 Bab 25 Marahnya Aarav26 Bab 26 Makan Siang27 Bab 27 Pesan Yang Tak Sengaja Dilihat28 Bab 28 Mulai Terbuka29 Bab 29 Sebuah Alasan30 Bab 30 Mulai Dari Hal-hal Sederhana31 Bab 31 Ungkapan Cinta Untuk Kinara32 Bab 32 Sebuah Kebenaran33 Bab 33 Salah Peluk34 Bab 34 Tak Sadarkan Diri35 Bab 35 Tersiksa36 Bab 36 Bertemu Devan37 Bab 37 Menawarkan Hak38 Bab 38 Terungkap39 Bab 39 Kebenaran Terungkap40 Bab 40 Tak Sadarkan Diri41 Bab 41 Kekhawatiran Kinara42 Bab 42 Masalalu43 Bab 43 Masalalu 244 Bab 44 Masalalu 345 Bab 45 Sebuah Harapan46 Bab 46 Cinta Masalalu47 Bab 47 Sebuah Perasaan48 Bab 48 Gelagatan Aneh Lusi49 Bab 49 Keanehan Pada Lusi50 Bab 50 Keresahan Aarav51 Bab 51 Pernyataan Cinta52 Bab 52 Penyatuan Cinta53 Bab 53 Ternoda54 Bab 54 Bulshit55 Bab 55 Candaan56 Bab 56 Intimidasi Dari Vanzo57 Bab 57 Sebuah Kebahagiaan58 Bab 58 Salah Tingkah59 Bab 59 Cinta Bersemi60 Bab 60 Kegilaan Devan61 Bab 61 Orang Ketiga62 Bab 62 Kemarahan Devan63 Bab 63 Masalalu Devan64 Bab 64 Kegilaan Devan65 Bab 65 Ketakutan66 Bab 66 Gaya Apa67 Bab 67 Ulang Tahun Aarav68 Bab 68 Kebahagiaan Tertunda