Alena dan Andrio (Sekuel Dendam Anak Tiri)
ktu di kamar sambil bertukar cerita. Andrio berkisah pada istrinya bagaim
i dua Rumah Sakit Um
emu klien, dan memantau kinerja karyawan-karyawannya. Mengingat pekerjaannya di pe
ar menceritakan percakapan d
a baring menyamping, memperhatikan wajah suaminya yang juga menatapny
?" Andrio malah bertanya balik. Ternyata perkiraan Alena salah, suaminya sama seka
a terlalu sibuk. Aku bingung, aku nanya pendapat kamu dulu." Alena hanya mengingkari hatinya. Dia sudah yakin penyebab dia tak bisa punya
perlahan dia mendekatkan tubuhnya ke tubuh istrinya hingga tubuh kedua
io. "Kamu kenapa, Mas? Tadi belum
aku waktu buat berpikir." Andrio
erti ini, artinya tak lama lagi mereka akan melakukannya. Tapi, ras
as
io membelai lem
ita belum punya anak? Apa ka
h tepat ke manik mata Alena. "Pasangan mana di dunia in
ngin usah
ru mau
esal sambil menepuk lengan Andrio. "Kenapa kam
unya anak." Ucapan Andrio itu makin membuat Alena khaw
ak benci
arus benci is
a dia tak kunjung punya anak. "Hmm maksud aku ... kamu nggak kepikiran buat ... nikah lagi 'kan?" Al
Andrio tahu bagaimana hubungan Alena dan ibu mertuanya itu dulu. Mereka saling membenci. Rista sempat tidak menyukai Alena. Meski sekarang semuanya bai
man nan
kamu jangan berpikir seperti itu, ya. Aku sa
as
malam. Udah w
, ta
p singkat bibirnya. Sebelum akhirnya memperdalam cium
ereka melakukan ritual seb
*
Aku udah siapin sarapan buat kamu di meja m
tangan istrinya di selembar sticky not
ana-mana nggak ada," guma
ergegas bangun mencari istrinya ke hampir seluruh ruangan yang ada di rumah itu, tapi istrinya tak tampak. D
lam adalah momen yang sangat membahagiakan baginya. Hingga r
ong sampah kering yang ada di dekat kitchen se
cap dengan sayuran. Juga tel
k mencicipinya. Namun, sebelumnya dokter itu bersiap-siap
*
. Pria itu sibuk berkaca, menata rambutnya menggunakan po
ngan yang biasa dia simpan di sana. T
ya juga di sini. Apa
u tidak. Namun, jemarinya malah menyentuh sesuatu yang lain dalam laci itu. Andrio
meniliknya. "Apa, nih? Tabung
i, juga foto seorang wanita yang tidak dia kenal, tapi Andrio mengira itu adalah foto mendiang ibu kandung Alena. Dan di sana juga
pa Alena nyimpan foto-foto mereka gini?" Andrio mengernyit memperhatikan fot
lelaki itu teralihkan. Dia sibuk memikirkan foto-foto itu. Sampai
i kamar Alena. Waktu dia mengantar Alen
oto keluarga ayahnya dan mencore
tulis yang ada di sela-sela foto itu jatuh ke lantai. Andri
p ibu gue menderita! Gue bakal balas rasa sak
mat yang tert
an itu tak percaya.
ak memegang foto terkepal geram seiring d