Alena dan Andrio (Sekuel Dendam Anak Tiri)
an itu. Wanita itu memang selalu mendesaknya untuk segera mempunyai anak. Alena t
n menjalani, Mi. Selebihnya Allah yan
di kecapekan dan sulit hamil. Karena masing-masing kalian sibuk, mungkin kalian juga ...." Rista menjeda kalimatnya.
ok tahu. Haruskah dia mengatakan kalau dirinya dan Andrio b
uh-sungguh mau punya anak, kamu harus berhenti kerj
ebab aku belum hamil bukan karena aku kecapek
Dan Andrio sendiri tidak mempermasalahkan kapan mer
nti kerja supaya bisa cepat hamil. Kamu istirahat
berbicara seperti itu. Rista terkesan mengatur dan mema
pas. "Tapi perusa
t pengunduran d
mpai menyuruhnya untuk resign agar dia bisa punya anak? Dia tak tahu
uga cita-cita aku. Hasil dari usaha aku dari dulu. Nggak mungkin aku sia
kita menginginkan sesuatu, kita harus mengorbankan se
Mi,
keluarnya. Bukannya hanya pasrah. Apa kamu nggak kasihan sama Andrio? Bisa-bisa nanti dia ngel
an nakutin aku, deh. Aku percaya Mas Andrio
pat punya anak. Nggak kasihan kamu sama dia yang udah baik sam
h menuntut apa-apa meskipun dirinya belum bisa memberi keturunan. Dan jujur, sebenarnya dia juga kasihan pada suaminya. Ta
ang bener 'kan?" Pertanyaan R
pi aku perlu rundingkan ini sama suamiku dulu." Alena menja
nyum. "Nah,
h, ya, Mi karena ud
mu 'kan juga udah Mami
na dulu mereka saling membenci. Namun, sekarang s
kalau akhirnya mereka berdua bisa menjalin hubungan baik layaknya anak dan ibu kandung. Meski ka
mbuyarkan lamunan Alena hingga Alena kembali mena
mm iya, Mi. Titip salam
um. "Nanti Mami sampaikan. T
mu'alai
mengucapkan salam itu. Keduanya pun menoleh ke arah pintu yang
ng berdiri menghampiri suaminya. Rista yang memang m
ucap Andrio me
buat kalian." Rista menunjuk rantang mak
i." Andrio tertawa sungkan. Lalu m
repot
ngguk. "Maka
, ya." Rista lalu mene
ti, Mi,"
uk mobil sebelum akhirnya mobil tersebut meninggalkan rumah mereka. Alena
amu?" Andrio bertanya demikian seolah tahu ada hal pen
pada suaminya bahwa maminya mendesaknya untuk segera punya anak dan menyuruhnya berhenti kerja. Dia takut suaminya tidak setuju dan ujung-ujung
pembicaraan. "Kamu mandi dulu, dong, ganti baju, habis
an rantang itu
jawab Andrio yang langs
*
di atas meja yang sudah Alena tata rapi dalam wadah masing-masing. Di sana ada lumayan banyak
eletakkan teko air dan susunan gelas kaca di
i. "Aku mau semuanya
memasukkan nasi serta jenis-jenis maka
campur mie," lanjut
ing berisi makanan itu di hadapan Andr
sesekali Alena memuji masakan Rista, sedangka
ak, masakkannya enak banget, restoran aja
istis." Alena menatap sua
ealistisannya?" Andrio
n aku ngalahin masakkan
ih enak daripada masakan siapa pun." Andrio berucap sambil men
g dengan hal-hal sederhana. Alena pintar masak juga karena diajar oleh Mbah Nani. H
suaminya yang sibuk makan.
ya
in ak
ng tampang bingung. "Ke
a jadi istri yang s
sela makannya. "Kamu leb
kali ini ucapan suaminya itu benar
uga jarang memasak untuk suaminya karena sibuk membuat suaminya jadi sering jaja
Andrio kemudian melih
dan tersenyum. "M
nya balas
lagi. "Kita bisa ketemu dan menghab
engingat mereka yang jarang bertemu. Kadang Alena dan Andrio merasa mereka tidak seberuntung pasangan lain. Di
*