Alena dan Andrio (Sekuel Dendam Anak Tiri)
ai, bersandar pada pinggir tempat tidur sambil menangis sesegukan, sesekali memandangi fo
kap kayak gini sama aku. Tega kamu. Aku bener-bener nggak nyangka." Selama pernikahan mereka, ini pertama kalinya
ngan mata berlinang sambil membayang
ng sejak tadi. "Ibu, suami aku jahat sama aku, Bu. Aku nggak
ungkinan buruk berkelabat di kepalanya. Kira-kira
n kalimat penyesalan, apa Andrio
g hamil. Selama ini dia juga selalu sibuk hingga kurang memperhatikan suaminya. Selama ini dia merasa selalu melakukan kesala
tukan halus di pintu kamarnya. "Al .
u apa dia? Apakah suaminya itu ingin membujuknya? Atau hanya ingi
duli dan ter
lah, aku mohon buka pintunya, ya, kita bicara ba
a mampir di hatinya. Dia senang, suaminya membujuknya. Ya, secepat itu emosinya ber
kan pintu. Begitu pintu dibuka, dia langsung berbalik badan
t tidur. Pandangannya menatap lan
, Andrio sadar dia terlalu keras pada Alena. Seharusnya dia lebih bisa mengontrol emosinya. Dia sungguh merasa bersalah. Apalagi mel
a diam di
memberanikan diri menyentuh puncak kepala perempuan itu, membelainya lembut, b
ku minta maaf, ya ...." Andrio mengusap tubuh belakang Alena yang bergetar karena menangis. "Maaf aku kelepasan. Aku nggak bermaksud kas
ndrio bisa merasakan tan
alu itu. Aku tahu maksud kamu, aku memang nggak ngerasain apa ya
lah salah satu sifat Andrio yang dia suka. Suaminya itu
awal. Aku cuman takut kamu marah. Aku emang salah, aku nggak seharusnya ngelak
u ngerti. Kamu nggak jahat, kok. Nggak ada yang sempurna di
rah lagi 'kan
isa marah lama-lama sama kam
ama Alyssa udah tahu,
, i
ku, tapi sekarang udah nggak lagi,
tu sama kamu hanya karena masa lalu itu. Udah lewat juga 'kan
kebanyakan di luar sana. Andrio juga jarang menjanjikan ses
tkan pelukannya dipingga
ndrio masih merasa berdosa jika dia melakukannya
a membiarkan istrinya ter
*
an barusan sungguh mengganggu pikirannya. Hingga selama berjam-jam dia hanya menatap langit-la
pacaran sebelum akhirnya menikah. Alena dan Andrio telah mengenal sejak SMA dan selama itu
aja istrinya itu. Masa remaja Alena sangat sulit, dia tidak seberuntung rem
atan orang tuanya. Dan karena masa remaja istrinya itu begitu menyimpan banyak
dan merasa tidak bahagia di masa pernikahannya. Mulai sekarang
kan wajah Alena yang terlihat tenang dalam