Kelakuan Papa Mertua
," kata Mama lirih, "Papa
angsung keluar dari emp
kin," seru Tyo
malu," desis istri Tyo y
lolong melongo. Telinga Riana seakan masih tidak percaya atas apa yang baru disampaikan oleh Mama. Papa mertua yang dia ken
irnya bergetaran dengan jelas. Air mata sudah tak terbendung lagi, te
a?" tanya Jagat. Suaranya
sama mahasiswi itu," tukas Viv
a mampu m
ma mahasiswi itu?" Nada suara Vivi m
g melirik. Sedetik kemudian, atas inisiatif se
a lembut. Mama langsung
ini bukan hal yang mudah buat kita
rselingkuhan. Rasanya pengen bejek-bejek itu orang berdua yang su
mata yang terus mengucur, Mama menatap satu per satu
gantung kalimatnya untuk menelan ludahnya terlebih dahulu. Kemudian dia b
PA
kir hal konyol seperti ini. Mama ... astaga, biarkan
ahut Jagat. "Siapa yang berbuat,
uk kita semua." Tyo pun angkat bi
g sej
detik berikutnya sem
rapan terpantik di indera penglihatan Mama yang ba
tapannya dengan ekspresi wajah yang datar. Riana sulit mengartikan ekspresi Jagat. Lela
enyentuh tangan
ibirnya. "A-aku t
igenggamnya tangan Riana leb
gera bercerai saja dengan Papa. Mama boleh tinggal bersama k
yo tergaga
Papa, tetapi Karisma, mahasiswi itu, minta syarat ..
ih syarat ya?" celetuk Riana. Namun setelah itu dia m
espon celetukan Riana. "
belum ada bayi di keluarga kita,
i. Ledakan tawa sumbangnya pecah kembali. Hanya Vi
ung membalas semua yang sudah Papa lakukan untuk kalian selama ini. Kami sebagai orang tua tidak pernah m
Papa dan Mama. Sedari kecil kami hanya terus dikasih dan dikasih," sah
k akan pernah mengijinkan bayi haram itu
ya kalau kamu asuh dan rawat dia, siapa tau dengan begitu kamu nant
Dia sudah paham, Vivi bisa meledak kapan saja jika disinggung tentang ketidakmampuannya untuk ham
gung. Kita ini sudah menjadi keluarga. Sudah sepantasnya kita semua punya kewajiban menjaga
ta yang sudah terhimpun di pelupuk matanya tidak jatuh. Dia
dalam bentuk apa pun. Aku menegaskan di sini bahwa aku menolak bayi hasil perselingkuhan Pap
u-buru merangkul istrinya dari belakan
Vi. Mama hanya minta tolong, Mama menghormati keputusanm
rang, Mas. Aku takut lama-lama di sini tidak bisa mengendalikan diri. Maaf ya,
an dia cium, lalu bergegas berlalu ke k
n Mama, lalu melirik k
nolong Mama. Inilah saatnya kamu m
rah istrinya. "Aku tidak bisa memutuskan hal yang
Mama pun merangkul Riana. "Bisa ya, Ri. Demi Papa, demi kehormatan keluarga kita. Se