icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

CANDIKALA

Bab 5 Bagian 5 : Noda Hitam

Jumlah Kata:1715    |    Dirilis Pada: 14/03/2024

i ini. Rasa sakitnya seperti diiris, ditarik, diremas, dicubit dan entah diapakan lagi tanpa henti. Kadang rasa s

njerit min

Bu?" teriak Halimah. Dia berusa

alimah dan mengelus kepala

ya mau melahirkan," bisik wani

. Melahirkan? Kapan dia menikah? Kapan dia hamil? Kenapa sekarang dia akan melahirkan? Hal

disi Halimah. Dia menggenggam tan

tapi ambil napas dari hidung dan keluarkan lewat mulut, ya? Jan

Dia tidak ingin melahirkan! Halimah sangat panik dan ketakutan, dia i

k turun dari tempat tidurnya. Wanita itu terus mengelus kepala dan punggung Halimah sambil membisikkan ist

gan teratur ketika rasa sakit itu datang lagi. Dan hasilnya, rasa sakit yang menyerangnya bisa teratasi

gembuskannya dengan perlahan dan tenang. Dia tersenyum. Dan ketik

tanya wanita itu, sela

a itu cukup tinggi dan cantik walaupun terhitung sudah tua. Dia memakai jilbab warna marun

menggenggam tangan wanita itu. Wanita itu memberi dukungan dengan memeluk tubuh Halimah yang menegang, menahan rasa sakit yan

ring dengan lemas tak berdaya. Wanita i

a tidak punya uang," bisik H

hal itu, njih? Sekarang yang penting Mbak Halimah punya tenaga untuk melahirkan dulu," jawab wanita yang men

tu Mbak Halimah semampu kami," bisik wanita itu. Halimah mengangguk

wanita itu nampak terkejut, tetapi segera men

salin Amanah Bunda, Mbak, di Ka

hendak bertanya lagi kepada Rani ketika rasa sakit pada perutnya semakin menjadi, dan kemudian Halimah

inggalkan sisinya selama Halimah melahirkan. Rani mas

ut, sekaligus juga merasa yakin karena ada Rani di sampingnya. Dan setelah melewati ratusan, bahkan ribuan rasa saki

aminya. Rasa sakit yang beribu bahkan berjuta kali lipat dari semua rasa sakit yang pernah dialaminya. Rasa sakit yang teramat sak

etika itu juga Halimah paham. Dia mengerti bahw

i dengan bayi yang sempat mampir di rahimnya secara gaib. Halimah beristighfar

*

di pintu rawat Halimah. Dia melihat Hali

k seseorang di belakang Rani. Rani menoleh, dia m

dua hal. Yang pertama dia bilang kalau dia ingin pulang dan yang kedua dia mengatakan bahwa dia tidak pernah hamil.

r desaha

g Rani mengangguk. Dia menggumamkan basmallah da

*

Rani masuk dengan seorang pria yang memiliki rambut putih semua. Putih semua, tanpa ada sehelai pun rambut hitam di kepala pria itu. Halimah mencoba untu

ernyata setelah tersenyum, pria itu terlihat sangat

buat lutut Halimah lemas mendengar suara pria itu. Halimah menel

*

terpukau melihat Sapto suaminya. Sapto menyikut Rani yang menahan tawa. Rani m

lau Pak Sapto mau tanya-tanya sedikit?" tanya Halimah. Halimah

di bibirnya. Ah, Rani nyaris tertawa lagi, karena ternyata

duduk di depan Halimah. Halimah terlihat ag

apto. Halimah tersenyum manis pada Sapto, memb

ngar nama daerah itu. Belum lama dia mendengar kabar bahwa ada beberapa orang yang menggunakan dua atau tiga pesugihan bersamaan di daerah pelosok it

nya bisa sampai ke Karang Pandan, yang jaraknya kurang lebih dua hari perjalanan normal dengan bus. Sapto mendengar

lum pernah menik

h meng

pria?" tanya Sapto pelan. Halimah langsung membeliak tak percaya men

tanya tentang hal 'itu' atau tidak. Tetapi setelah berbasmallah da

. emm ... orang yang menggunakan pesugihan?" tanya Sapto

ar pertanyaan Sapto, dia malah nampak agak

n keadaan keluarga Pak Slamet yang tubuhnya bisa berubah menjadi setengah ular, sete

Sapto sambil agak merenung. Dia nampa

alimah menjengit mendengar pertanyaan Sapto, tetapi akh

ntuk membolak-balik telapak tangan itu Sapto mengangguk dan berterima kasih

limah, yang secara refleks melihat

n Mbak Halimah. Apakah noda itu s

n itu di kukunya. Dan Halimah terpekik ketika melihat noda hitam itu. Noda itu sang

k," jawab Halimah risau, "kira-kira noda ini kenapa

ters

iri seperti apa rumah Pak Slamet," jawab Sapto, "Mbak Halimah m

dengar pertanyaan Sa

" jawab Halimah pelan, "kalau diperkenankan saya minta izin bekerja di sini, nj

, padahal hampir setiap hari Halimah meminta pulang padanya pada siapa saja yang mera

Bu?" tanya H

ngan bimbang dan kemudian Rani memandang Hali

idak bis

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka