CANDIKALA
i yang lalu. Halimah menutup hidungnya, tetapi bau anyir darah dan bau me
tetapi mereka tidak menemukan binatang apapun yang mati di kamar Halimah ataupun di samping kamar Halimah. Mbok
ah ketika mencium bau yang seakan mengambang di udara itu. Dan Halimah juga harus m
ng. Halimah rindu menyapu halaman dan kemudian membantu membersihkan halaman depan dan halaman belakang rumah Pak Slamet. Ah, mungkin Halimah bis
*
di depan pintu kamarnya. Suara gesekan sesuatu dengan lantai. Jantung Halimah be
refleks Halimah beristighfar. Dan terdenga
ergerak dengan cepat. Halimah tersengal, dan kemudian dia beristighfar terus tenpa henti. Dia bahkan membaca doa sebisanya dan anehny
ri luar kamar Halimah, "ayo bangun!
ah sangat terkejut ketika melihat jarum panjang di angka enam dan jarum pendek te
aju dulu, ya," kata Halimah
mahluk-mahluk mengerikan di depannya itu, muntah satu persatu. Mereka muntah dar
di rumah ini! Dan kita tidak akan kuat!" teriak Abdi, ya
ki kuda itu muntah darah. Tetapi entah kenapa Halimah juga merasa lega dan berharap keluarga
nding dan bergidik. Dia menoleh ke belakang, tetapi di belakangnya tidak ada
*
rasakan perjalanannya kali ini sangat panjang. Halimah tidak sampai-sampai di kamarnya. Halimah meras
. Tangan-tangan itu tidak tampak nyata, hampir seperti transparan, tetapi efek yang dirasakan Halimah nyata. Kakinya terasa berat un
Terdengar bisikan di belakang tengkuk Halimah.
wab Halimah dengan berani, dia tidak memedulikan sosok y
ali. Halimah rebah ke lantai. Dia merasakan ada gelitikan-gelitikan aneh di punggungnya dan m
, tetapi tepatnya telapak tangan - telapak tangan kecil bergerak dengan cepat, merangkak bersembun
angan yang bergerak kian ke mari. Halimah semakin risau dan
aja Halimah merasakan tangannya ditarik oleh mahluk tak
mu kuperbolehkan pergi dari
uk yang entah seperti apa wujudnya itu. Tetapi sayang Halimah tidak bisa melaw
andangan yang sangat menjijikkan menyambutnya. Halimah melihat darah y
da mereka semua, dan setelah itu aku akan mengantarkanm
a, dia pun berjalan perlahan melewati darah yang berwarna merah dan ... oh, bau anyir ini! Halimah sangat akrab dengan bau anyir ini! Bau ini adalah bau yang selalu menyiksanya setiap hari di kamarnya. Halimah terdiam. Dia memb
bergidik ketika melihat lidah menjulur-julur dari mulut ular itu setelah obat itu masuk ke dalam mulut ular Pak S
ti terbuka lebar, membuat Halimah terpekik tertahan dan kemudian melonjak ketika mendengar suara tawa di belakangnya. Halimah meno
lari lewat pintu itu, sebelum tub
ke arah Siti Hayati yang mulai menggerakk
selamanya bersama kami ...." Bu Slamet terkikik p
ia memilih untuk percaya. Halimah mulai berlari ke arah pintu yang secara ajaib muncul di de
, Halimah mendengar teriakan frustas
menertawakan Siti Hayati yang
ati tidak berhasil mendapatka
*