Takdir Cinta Gigolo Kampung
hkan kue, kopi dan rokok seperti biasa pula. Namun lagi-lagi aku mendapatkan keanehan dari sikap dan gesturnya yang terasa makin
k pake jilbab sih?”
keluar rumah aja, kalau di warung dan
ek ya gak pake kerudu
bi tetep seksi dan cantik, ko
al. Ya, udah bibi
nnya yang datag. Bi Nia menyambutku dengan sikap wajar karena ada beberapa bapak-bapak yang sedang ngobrol sa
a mengatakan aku makin kinclong, gagah dan ganteng manglingin. Anehnya, justru Bi Nia yang antusias menanggapi
p warung ya,” seru Bi N
dikit heran karena masih ada beberapa orang yang belanja
apekan habis belan
ng yang agak sempit di antara rak barang, membuat aku dan Bi Nia sering bersentuhan bahkan berdempetan. Lengan dan sik
nya. Semoga saja dia tidak meraskan kerasanya batang kontolku. Dan untungnya aku memakai jaket panja
capku setelah pintu warung d
a gak nginep,” tawar Bi Nia, dengan
ek dari tadi siang belum diajak ngobrol.” Aku kembali beralasan padahal dari
nanti bisa nganter bib
” jawabku spontan dan l
ginep semalam di sana, kalau Hendi kan s
a, sia
n nginep di
siapa tahu dapat cewek di sana, kasi
Gilang bisa nonton sambil cari cewek di sana. Tapi
janda itu cew
sih bujangan, masa
tru sekarang janda sema
sih bujangan begitu, jangan-j
al. Kalau mau nakal di kota
bener j
lang dul
l kembali memegangi pinggangku hingga darahku k
p bareng, hehehe,” jawabku sambil berusaha mengendalikan perasaan yang kian berkecamuk. Bayang
imbingan belajarnya sama Hendi, ju
engir kuda, dan entah mengapa Bi Nia tiba-tiba merapat
das pake motor A Gilang aja, ya,” bisiknya samb
a ke Cicad
pasti kayanya minggu-minggu deh,” pungk
ari ini. Timbul kesimpulan jika Bi Nia sengaja melakukan semua itu, dan dia sudah bisa menangkap perubahan diriku. Termasuk saat kon
enek sudah tertidur pulas di kamarnya, sehingga aku memiliki sedikit ke
i sungai. Malamnya aku pun memberikan bimbingan belajar kembali pada Hendi, setelah itu main ke warungnya. Bi Nia makin manja saat be
erang. Di satu sisi kontolku sudah sangat gatal ingin segera menembusi lubang surgawi janda semok ini. Namun di sisi lain etika da
an mijet lagi," ucap nenek ketika aku baru kembali dari rumah Umar, sahabat kecilku
an jauh, kurang lebih enam kilo meter dari kampungku. Di kompleks itu banyak pelanggan pijatan nenek. Sebagain d
a mengeluarkan motor dan membonceng
p nenek saat kami sudah tiba depan rumah Pak Ardy. Walau di depan sana
ahun berdomisili di perkebunan ini. Dia pindahan dari daerah Sumatera. Nenek juga baru tiga kali memijat istrinya Pak Ardy. Tidak
, Lang!" a
ni. Menurut info dari nenek, Pak Ardy mempunyai dua anak yang masih kecil-kecil dan tidak ikut dengan mereka. Hal itu keran
emperkanalkan aku pada tuan rumah. Nenek terkenal sangat ramah dan
tu? Wah ternyata ganteng juga, nih!
u nenek sering bercerita tentang diriku pada semua orang. Dia sangat bangga dengan cucu kesayanngannya ini. Semoga selamany
teng ya, Den,” bal
ih muda, hahahaha,” canda Pak Ardy sambil menata
a,
eng, orang Jak
ementara jadi orang J
anak-anak di kampung sekitaran sini yang kuliah. Bahkan
u emak ini ditakdirkan jadi sarjana perta
iya, langsung ke atas aja, Mak. Nyonya udah nunggu dari
las nenek sambil menarik tanganku untuk mengi
indah. Terdapat beberapa kamar, seperangkat sofa mahal. Di atas sofa itu duduk seorang wanita muda yang mengenakan cela
ru kali ini diajak masuk sampai ke ruangan khusus keluarga pasien. Biasanya jika mengantar nenek
*