Suami Bayaran
up pintu dan saat itu pula ia menyi
dan menjawab, "Iya, K
E
m dengan raut wajah yang berubah memucat. Ia benar-benar tak percaya dengan
epalanya, "Yang benar saja, Dinda ... apa kamu sudah gila? Ah! Atau inika
gaan, bahkan berhasil membuat Dinda merasa heran dan t
tanggung jawab kalo itu anakku!? Harusnya kamu minta pertanggung jawaban sa
h ngelakuin hal itu dengan s
an anakku. Pergilah dan cari ayah
L
p kedua matanya, kini ia benar-benar sedih dengan perlakuan kekasihnya sendiri. Ya! Entah apa yang merasuki
ata yang perlahan menetes membasahi wajah cantiknya. Tubuh wanita itu perlahan tersandar
u begini tanpa ayahmu, Nak ... " gum
ya bersama sang kekasih yang tega meninggalkannya. Wanita itu b
ia sadari kedua kakinya kini terdapat cucuran darah yang tentu saja berasal dari
Dinda berkata lirih dan teru
ong itu benar-benar sepi bagai tak berpenghuni. Ingin teriak meminta tolong nam
lift dan lekas memasukinya. Napasnya kini tersenggal-senggal dengan tangan terus memegangi bagian
sampai tubuhnya kembali merosot di sudut ruang lift, "Ternyata, selama ini ... aku salah menilaimu,
ang-kunang, kesadaran yang semakin menurun hingga akhirnya wanita itu
*
i
i
i
g di dalam pendengarannya membuat kedua mata itu perlahan mulai t
elas penglihatannya namun rasa sakit di kepal
r seseorang dengan suara baritonnya
lalu membukanya, berusaha mengumpulkan tenaga hing
rus bertanya entah pada si
uka secara kasar serta derap langkah
mbawaku? Kupikir aku akan mati di dalam lift aparte
besar. Ya! Kini ia bisa melihat seisi ruangan yang cukup luas bertuliskan IGD, meski hal itu sempat membuatnya ta
n? Saya benar-benar takut jik
elaki brrtubuh tinggi dan memiliki paras
ini?" tanya Dinda perlahan, den
sudah tidak sadarkan diri di dalam sana. Saya kira Mbak sudah ... " Ucapannya terhenti sesaat hingga lelaki
elaki asing mengenakan seragam petugas kebersihan yang sudah menyelamatkannya. Entah apa yang ada d
kandungan Mbak gak apa-apa," ucap
kandungannya tentu saja sudah diketahui saat ini. Namun detik berikutnya, seca
lau aku hamil tanpa bapak dari
a napas dan tersen
senyumannya dan me
k dan buru-buru ambil ponsel punya Mbak buat ngasih tahu keluarga Mbak. Ta
nda yang tiba-tiba terperanjat, membuat lelaki
ma Papi yang saya kira a
ya!?" Dinda membelalakkan kedu
ahan menganggukkan
!? Apa yang harus ku
rinya sendiri, pun dengan darah yang perlahan keluar dari selang
mana anakku
Ya! Suara bariton yang begitu terd