icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Suami Bayaran

Bab 4 Sebuah kenyataan

Jumlah Kata:1027    |    Dirilis Pada: 24/02/2024

intu ruangan terbuka secara kasar dan cepat. Menampakkan sosok pria pa

raut wajah penuh cemas dan berjalan tergesa-g

a Papi kalo kamu lagi sakit??" racau Ang

g ingin ia utarakan pada ayahnya, satu-satunya sosok yang dimilikinya. Hingga meski berusaha menahan

seakan-akan begitu terkejut dengan hal yang tengah dialami anaknya, jelas sekali terlihat bahw

pir aja kena serangan jantung waktu denger

yang telah membantu Dinda hingga bisa selamat. Ya! Lelaki yang kini masih berada d

ki itupun menyipitkan matanya, menatap pria asin

ya Anggoro sembari menai

I-ini yang nolongin dan bawa aku kesini, Pi," jawabnya lalu men

h, "Saya Indra, Pak," jawabnya sembari

eski senyumannya sedikit d

ak diam dan cenderung memperhatikan Indra yang hanya berseragam petugas kebersi

rlebih saat melihat cara bicara Anggoro yang sedikit membatasi diri. Hingga tak lama

ergi karena ini masih jam kerja saya," uc

aiklah ... saya benar-benar berterima kas

rlalu setelah berpamitan dengan Dinda. Sementara Anggoro tidak berhent

u merasa ada hal yang aneh tengah terjadi pad

r ayahnya namun panggilan itu t

irannya seakan-akan tertuju pada sosok lelalu yang menyelamatkan anaknya. Sampai akhirnya Dind

ap

a sendiri terlihat berusaha menguasai diri, "Ada

alanya, "Harusnya Dinda yang tanya, P

n senyuman tipis, "Gak apa-

ang demikian. Ia tahu betul sifat ayahnya yang sering kali menyembunyikan sesuatu daripa

mengetahui keadaan dirinya yang tengah hamil. Hingga beberapa saat kemudian

Dinda boleh pulang? Rasanya D

na Papi langsung kesini pas samp

n terkait kehamilannya kini, namun hal tersebut tentu saja tidak akan bertah

ulih dan bisa kembali ke rumah meski beberapa h

rumah sakit. Tetapi ada yang membuat Dinda merasa aneh dengan sikap ayahny

samping, "Ada apa ya? Kok rasanya ada yan

si, raut wajahnya tiba-tiba berubah, sorot matanya tampak tengah menaha

ti, lalu Dinda menggelengkan kepalanya dengan cepat, "A

nggung dan hal itu berlangsun

n dulu masuk Kantor, nanti kerjaan kamu se

dah baik-baik aja ko

di rumah aja, ok!?" sela Anggo

ekas mengangguk, "Ah! B-

ia itu tampak mengusap kepalanya sembari berdecih pelan. Hal yan

ada waktu sarapan. Suasana terasa dingin dan sunyi meski televisi di

o dengan pikiran yan

Kok diemin aku kayak gi

nya dengan kasar, bak seekor macan yang tengah menyantap mangsa

A

engan selai lalu akhirnya menatap anak perempuan yang masih

, jangan sampai cucu

jap hingga ia tersendak maka

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka