Suami Bayaran
ga jam pulang tiba, namun tak satupun panggilan itu terhubung dengan Kevin, hal i
erkanya dengan terus menatapi
angnya dan bergegas meninggalkan Kantor tanpa berpamitan pada ayahnya menuju aparteme
cemas kala pikirannya mulai memunculkan
i gelap Dinda pun berkata, "Boleh sedikit
bari menganggukkan kepalanya dan
Setelah membayar Dinda pun bergegas memasuki Lobi utama dengan berlari kecil, ia be
rasa mual yang kembali menyerang Dinda pun bergumam dal
di lantai 5 dan berjalan menuju unit bernomor 201. Tanpa
KL
at dirinya semakin cemas karena merasakan hal aneh. Tanpa berpikir panjang lagi Dinda s
terurus dengan baik. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi di sebuah sudut ruang tengah terdapat meja yang penuh deng
n menggeleng-gelengkan kepalanya merasa tak habis pikir, "Pantesan
atu ia memungut beberapa plastik sampah bekas makanan ringan juga minuman. Namun gerakkannya kembali
umamnya seraya meraih dan meneliti benda tersebut, "
ungkannya, hingga pada menit berikutnya kedua bola matany
, tapi-" Ucapan itu terhenti seketika saat Dinda ta
i, ia lalu mengedarkan pandangannya mencoba mengikuti sumbar suara s
yang terjadi di dalam ruangan itu. Kakinya pun melangkah dengan sendirinya menuju arah sumber s
da berdiri tepat di depan pintu kamar kekasihnya. Lalu tanpa berpikir pa
G!
nya menggunakan kedua tangannya dengan kedu
insan yang tengah dimabuk asmara di atas ranjang pun
wajah yang tampak kesal bercampur ketar-ketir, begitu juga dengan Bianca. Wanita itu lekas menutupi badan po
un lagi Dinda leka
L
bibir bawah bagian sampingnya tampak sobek dan berdarah. Melihat itu Bi
n sorot matanya menatap wajah tampan tanpa bersalah itu,
hun menjalin persahabatan dengannya. Wanita itu menatap Bianca dengan tajam, seolah tak begitu percaya dengan apa yang
dengan perlahan, "Inikah artin
sal sembari membuang muka yang tentu membuat Dinda semakin geram! Sampai Dinda pun men
A
angkap dan menahan
ata Kevin dengan tatapan sa
terkecuali dengan Bianca yang hanya mel
tak bisa menahan kekesalannya,
kamar tersebut. Dinda tentu berusaha melepas cengkraman tangan
Kevin! Apa-
erus menyeret tubuh ramping itu hingga tiba di pintu keluar, ia lalu
itan sembari memegangi area perut
ndek dari kekasihnya. Bahkan tak menjelaskan
dingin dan dikuasai amarah, sangat jauh berbeda dengan
kannya lagi bukan?" ucapnya bernada dingin, "Pergilah ... dan jangan
nahan Kevin yang hendak menutup pintu apartemennya, "