Gadis Penghibur Tuan CEO
k
k
g sudah menunggunya duduk memangku tangan di kursi taman.
ll Timur, yang baru saja dinobatkan men
penghibur handalan di Macau R.A. sekaligus telah berpacaran dengan Bill sekitar
a menanyakan hal tersebut pada Ajeng yang
lanjut Bill, yang berhasil
n doa Ajeng kini terkabul, Keluarga Bill bisa menerimanya dan
un belum mengatakan apa pun pada keluarg
nggam jemarinya erat. "Tidak denganmu, Jeng ... tapi aku d
air matanya. Ia hanya bisa terisak menelan t
kan denganku, Bill? Kenapa? Karena aku kotor? Menjijikkan? Atau sampah di mata keluargamu? Kau pun sa
atanya tak tertahan, bukan hanya Ajeng yang terpuruk dengan perjodohan ini. Bill pun hancur berkeping-keping. H
emakin perih, Ajeng mendorong tubuh Bill pelan. Menyapu
yang cukup. Karena besok akan menjadi
alan, tetapi ia berusaha untuk kuat melangkah meninggalkan
ngannya tertahan oleh Bill. "Pliss, Sayang! Ku
di kamar No 812," ucap gadis itu s
usaha tenang sekuat mungkin dan mengikhlaskan
l
masuk. Wanita tua berumur sekitar setengah abad dengan dandanan super heboh bag
imu tidak boleh menolak! Bayarannya sangat tinggi dan ini tamu spec
ya dengan cepat menolak perintah mami, "Mam, maaf .
intah yang harus kau lakukan!" ujar mami dengan k
. kumohon, Mam! Aku sudah melayani empat puluh lima pria dari pagi sampai sekarang! Aku pun l
wab mami tegas dengan n
mendorong Ajeng masuk ke dalam
ntu dan menyenderkan kepalanya. Ia memejamkan ma
mengubah keadaan. Bahkan untuk memberontak saja adalah hal yang percuma u
enal senior dalam menyambut tamu dengan kepuasan yang maksimal
ntu terputar, saat ini Ajen
atanglah seorang pria berambut kuning, ber
ah Bill di belakangnya. Baru saja Ajeng ingi
sapa pria denga
n. Ia takut yang di lihatnya tadi benar Bill dan ia sekarang sedang menunggu di ba
dak pernah sekali pun Ajeng menunjukkan pekerjaannya secara gamblang pada
di Macau R.A? Aku membayarmu mahal bukan untuk berdiri kaku bagaikan manekin!" gumamnya den
ini pria itu sudah benar-benar telanjang tanpa sehelai kai
Dear ...,"
ngkin pelayananku kali ini tidak akan bisa memuaskanmu ... sejujurnya aku sangatlah lelah!" ujar Ajeng pelan yan
Ajeng ke atas kasur dengan kasar. "Oke ... jika begitu
celananya, Ajeng seketika panik dan mengan
eee
at terpesona oleh keindahan tubuh Ajeng. Seolah tidak ingin melewati keindahan itu, dia memandu
elahap tubuh itu dengan nafsu yang begitu tinggi. Deru napas pria itu seperti berlomba dan t
t pria itu memasukkan semua tan
emastikan suaranya tidak akan sa
epat pompaan tangannya. Ia mencelupkan tangannya yang besar itu sepenuhnya
ug
sangatlah kuat dan pompaan tangan pria itu semakin me
suara Ajeng sudah
rang ia menyatukan tubuhnya pada Ajeng. Menggerakkan tubuhny
ya sendiri, dia memandu Ajeng untuk bergaya sesuai kemauannya. Sampa
terdengar suara deru napas yang saling
memakai semua perlengkapannya dan melangkah kelua
ar saja seperti dugaan Ajeng sebelumnya. Bill sedang berdiri di samping pintu dengan tangan yang di