Salah Pilih Pengantin
aja. Jam segini bus jurusan ke tempatmu
pi Zahra tetap memaksanya. Lagipula apa yang dibilang Fauz
n sudah jadi kakak dan adik ipar. Sudah sepatutnya saling
irnya me
ahra tersenyum mendengar itu. Lantas ia mendorong
di jalan ka
dian mobil Fauzan yang berwarna hitam metalik itu
*
tara Rani memilih untuk memandang kearah jendela. Ia menggigit bibirn
mal mungkin. Untuk memecahkan keheningan, Fauzan menyalaka
an. Kamu jadi harus mengantarku dulu ke
karang kita ini sudah menjadi saudara ipar, Rani. 'Saudara ipar'. Sud
Fauzan yang menekanka
ubungan mereka han
na dengan kuliah
ai
baik juga keadaanny
rahnya. Rani bingung mengapa Fauzan bertanya seperti itu? Apa Fauzan berma
melihatmu dengan Kak Zahra sedekat itu. Kali
ersenyum
aga, Rani. Karena itu aku selalu berusaha
Lelaki itu seolah mengisyaratkan kalau d
Perlahan tapi pasti kamu akan mencintai kaka
. Semua itu karena sejak dulu Rani telah merebu
hirnya Fauzan k
a pindah ke rumah baru
nya, kakak satu-satunya itu akan m
u. Tapi sayangnya wanita itu terlalu takut untuk hidup denganku. Jadi sekarang r
menyindirnya. Luka di hati lelaki itu ma
terdiam, Fauzan
mu sedi
gka kalau kamu akan membawa Kak Za
ngedikkan
Karena hatiku perlu udara segar, Rani. Dan otakku tidak akan sehat selama aku masih tin
h tak menggubris. Ia menoleh pada Fauzan dan berterimakasi
ng membuka pintu mobil. Lantas keluar untuk kemudi
ang menghilang di pandangan ma
belum bisa mengendalikan per
hendak berbelok, Fauzan malah tak sengaja menabrak seoran
ak sengaja menabrak seorang lelaki hingga
atbeltnya lantas keluar dari mobil untu
abrakmu," kata Fauzan menyodorkan buku
cedera apapun. Hanya saja lain kali har
menga
ucap lelaki itu sebelum kemud
setelan kemeja berwarna abu dan celana bahan hitam.
orang dosen di kampus in
bali masuk ke dalam mobilnya. Lantas ia menyalakan me
*
Azka tampan sek
en,
. Pasti aku sudah berani me
isik-bisik saat melihat lelaki bernama Az
erupakan seorang dosen di kampus ini. Dose
a mata mahasiswi mengarah padanya. Bola mata Azka berwarna bi
dalah salah satu dosen yang terkenal killer. H
ana ruangan yang tadi gaduh kini mendada
mat p
i, P
seorang gadis yang nampak sedang melamun me
aat di mobil tadi. Sindiran-sindiran Fauzan me
dengan panjang lebar secara luwes. Mahasiswa yang lain menyim
g menopang dagunya dengan sebelah tangan. Azka menghenti
ggil Azka namun Ran
an bibirnya m
Pusp
. Ia menggebrak meja Rani hingga gadis itu terperanjat dan bola matanya meleba
mun saat pelajaran saya?" t
n. Lidahnya m
hh..
depan dan ulangi semua mater
tidak menyimak apa yang Azka terangkan. Tentu Ra
Kamu tida
pelan. "Saya t
elas sekarang juga!" suruh
ak dengan tat
i, P
nerima bantaha
luar. Saya janji akan belajar dengan f
a meninggi hingga m
u tak mau Rani pasrah. Ia bangkit dari kurs
m hatinya terbesit rasa kasihan. Tapi Azka paling tid