Salah Pilih Pengantin
ngan sampai ada yang tahu kalau kita pernah saling mencintai. Anggap cinta itu tidak pernah ada di antara kita. Ak
p gadisnya. Lantas kemu
n kita akan menjalani kehidupan masing-masing. Dengan orang yang ti
nya terangkat dan hinggap di dada bid
kita. Demi kedua orang tua kita yang terlanjur b
a. Lalu kemudian Fauzan menangkup tangan lembut itu dan meremas
mu. Aku akan menerima pernikah
p Fauzan dengan seksama. Hatinya mencelos saat melih
mengiyakan permintaannya. Tapi mengapa
ecilnya tak m
ggap kalau semua cerita kita telah usai. Kisah kita telah berakhir, Rani. Buku kita akan ditutup sampai di sini. Tapi satu hal yan
enusuk hatinya yang telah rapuh. Akhirnya, buku kisa
h jalan hidup kita masing-masing,"
bibirnya di kening Rani. Lantas ia berl
jalan gontai menuju motornya. Rasanya Rani
a di tempat ijab kabulnya. Lelaki itu harus menunaikan per
ari pandangannya, Rani hanya bisa mera
at tinggal untuk kisah kita yan
dapat menahan tangisnya lagi. Yang ia tahu, setelah ini lel
*
hra Ratnadewi binti Arman sutoyo
mana s
semua tamu undangan yang me
ijab kabul. Suara lantang Fauzan membuat Zahra yang duduk di sampingnya tersip
ang duduk di samping ibunya. Manik mata mer
Rani langsung mengalihkan pandangan kearah lain.
ekat dan merangkul kedua mempelai dari belakang. "Mama tidak menyangka k
an menikah dengan Zahra," balas Fauzan
dengan muka masamnya. Semua orang
mat dari para tamu undangan. Sesekali ia menatap takj
rsalaman. Hingga tiba giliran Rani. Gadis
Kak!" seru Rani mere
cilku. Terimak
atensinya hanya tertuju pada w
na bisa gadis itu tersenyum bahagia di har
i. Dan tidak lama lagi aku akan mempunyai kepo
bola matanya
seperti tantenya. Kalau bisa bikin satu paket l
jeweran di teli
Sudah ribut minta keponakan," balas Zahr
. Tapi tidak dengan Fauzan. Lelaki itu bersikap biasa saja. Ia buk
ang menangis d
ola matanya kearah Fauzan. Dimana lelaki i
susah payah. Tapi mengucap selamat pada
. Tiba-tiba ia merasa lidahnya
.. A
" potong Fauz
mendongkak
an. "Tidak disangka ya, Rani. Akhirnya aku menikah dengan kakakmu," lanjut
bari mencoba untuk
a. Dia kakak yang paling aku sayang. Aku tidak akan pernah me
aru mendengar apa
ku. Aku mengorbankan semuanya demi Zahra. Mana mungkin aku menyakitinya? Aku pasti akan membahagiakannya. P
gapit lembut lengan suaminya. Zahra tidak sadar k
auzan terdengar bagai musi
*
gan sangat meriah. Senyum tidak pernah lunt
saha memasang senyum palsu agar
cap fotografer mengarahkan kam
KR
itu mengacungkan jempol tan
il melepaskan rangkulan tangannya dari pinggang Zahr
sadar kalau saat ini mereka telah resmi
k ganti gaun," ibu Zahra da
da Fauzan. "Aku ganti baju
yum tipis dan anggukan. Tanda
mentara Fauzan memutuskan untuk duduk di kursi pelaminan. Manik ma
?' tanya Fauz
hidung wanita itu. Beberapa detik kem
ku tidak pernah menc
saat Rani tak terlihat di sekitarnya. Mungkin akan lebih baik jika Ra
akan membuat Fa
ka matanya kini menangkap sosok Rani. Gadis cantik itu sedang ditarik ole
ami
knya Zahra. Sudah seharusnya fotomu ada di album pernikahan," kata ib
zan bangkit dari duduknya dan me
te. Yang penting 'kan penga
a sudah difoto, tinggal kamu yang belum. Kalau tidak ada satu orang, berarti
hanya berdeham se
'kan? Mamanya Fauzan susah ditolak kalau sud
di menyesal kenapa tadi tidak ikut bergabung saat sedang meng
mendapat geta
uh fotografer yang melihat jarak
alu kemudian mereka sedikit meng
ebih dekat sedikit lag
ri merapat di samping Fauzan? Rasan
ut, Fauzan sudah jinak. Dia tidak akan men
canggung. Dan Fauzan? Dia masih tetap dengan wajah datarnya. Namun b
ngan tiba-tiba Fauzan menarik pi
us. Siap ya! Sat
KR
yang ini ya?" canda fotografer yang langsun
i sudah merah seper
untuk mengalihkan pan
jika tangannya masi
tiga jepretan apa masih kurang? Tang
at Fauzan dan Rani tersadar
menertawaka
Semoga selalu menjadi ipar ya
dalam hati. Bukankah hubungannya den
ebih lama lagi, Rani memutuska
si ya tante, om," kata Rani pada kedua orang tua Fau
uh dari dirinya. Ia bisa merasakan kecanggungan Ra
k tembok. Ia menyandarkan punggungnya sembari b
ya sendiri. Ia bahkan masih bisa merasakan geraka
rusnya aku tidak boleh begini. Ingat, Rani. Sekarang F
a berusaha mengusir rasa itu dari dalam hatinya. Rasa
cin
g. Dimana Fauzan berada. Ternyata sekarang lelaki itu sedang berdi
nyum kecil melihat betapa cantiknya gaun yang dipakai
erharap suatu saat aku bisa melupakan Fauzan untuk sela
unggungnya membuat
bu
sendiri. Ibu mencarimu kemana-mana. Ayo, ikut
"Tidak, Bu. Aku s
pan
," jawab ibunya Fauzan yang datan
ik pada putrinya dengan raut
mereka masih kecil. Fauzan sering sekali foto berdua bersama Rani. Aku sampai berpikir kalau nan
birnya mendengar u
yang tahu. Semoga saja Rani bisa mendapatkan lelaki yang baik se
l. Mendapatkan lelaki sebaik Fauzan? Entah
*
Fauzan memutuskan untuk pulang. Fauzan dan selur
i sini saja?" tanya ibu
ikut mengurus pernikahan kami," pinta Zahra dengan ramah. Lalu kemudian ia melirik
ngangguka
kalian bermalam saja d
dan Papa pulang saja. Lagipula, kami tidak ingin mengganggu romantisme peng
sedikit ujung bibirnya. Fauzan tahu, setelah menikah
ia harus membiasakan
ama di hotel yang mewah saja? Biar kalian lebih nyaman. Kena
tel paling mewah sekalipun di negeri ini. Namun alih-alih melakukan itu, Fauza
mbulkan pertanyaan bagi
rumah ini. Untuk itu, aku meminta pada Fauzan agar kita menghabiskan malam di sini saja. Sekaligus aku bisa me
a Fauzan bahkan merangkul pundak Zahra yang saat in
ke tempat yang baru. Mama tidak masalah kalian mau berbulan madu dimanapun. Tapi yang pen
ucu dan cucu. Fauzan bahkan tak terpikirkan sedikitpun soal anak. Sebab ia tida
engantin yang seromantis mungkin. Agar Fauzan dan Zahra bisa menikma
antusias kedua o
?" tanya Pa
bangga. "Iya. Rani
elirik kearah Rani. Dimana ternyata gadis itu juga melirik padanya. K
Namun dari sorot matanya, Rani bisa menebak ka
auzan masuk ke dalam mobil. Mereka ha
ngannya. Zahra sudah tidak canggung lagi bersikap mesra terhadap Fa
a hatinya masih terasa sesak. Mungkin ia belum
ngan pada mobil yang mulai menjauh. Namun lengan
. Lalu kemudian ia mengalihkan pandangannya untuk melihat
intai seseorang namun tidak bisa memiliki?
n itu dapat dide