Teman Dalam Taqwa
enikah lagi?" tanya
amkan mata seraya menarik nafas panjang, meredam gemuruh yang ada di hati saat ini. Aku menatap lembut kepada Ai
menemui Abi sebentar, tidak apa-apa ' kan Sayang
an tersenyum begitu manis
halal sekaligus imamku. Dari jarak beberapa meter, dapat kulihat jika lelaki yang sudah mengucap janji suci lima tahun yang silam, tampak diam menunduk seraya memainka
tu kucintai, senyuman kebahagiaan selama lima tah
rang diri tanpa pamit. Tentu Abi tahu sebabnya!" uc
ata yang teduh lagi-lagi mamp
aya memegang jari jemari ini dengan lembut, mengangkat dagu yan
abi akan menyakiti hati Ummi. Akan tetapi, abi tidak bisa melakukan apa pu
g
h imamku. Aku menatap lekat wajahnya yang rupawan, terpancar senyuman yang beg
teduh itu. Aku mengusap jari jemari Abi Fauzan, "Boleh ummi tahu alasan
jur. Ada yang retak tetapi bukan kaca melainkan hatiku yang hancur.
ni memang sangat berat dan cenderung sulit untuk di iyakan. Terlepas dari semua itu,
cinta dengan gadis itu? Apakah Abi mencinta
rena kemolekan tubuhnya. Akan tetapi, abi mencintai, sebab akhlaknya ya
ya?" tanyaku kembali. Aku kembali
a yang menutup auratnya,"
kan ummi bertemu dan mengenalnya dul
meminta izin ayahnya agar bisa mem
a hal kepada Humaira di depan semua orang, tak terkecuali seluruh keluarga besarnya. Bagaimana Abi? Apakah Abi setuju?" tanyaku kepa
n hal-hal di luar batas?" Sebua
an Abi Fauzan, lalu mengusa
udah terpancing emosi, meski saat ini ummi tidak bisa memungkiri, jika permintaan Abi sungguh menyakiti hati Ummi. Namun, bukan itu poin pentingnya, sebagai seorang wanita ... tentu sa
saat ini tengah sakit dan kecewa!" Ab
menikah lagi. Namun, aku tidak menyalahkan sebab keadaan ini terjadi, suamiku Abi Fauzan adalah seorang lelaki yang sholeh menurut versiku, karena lima tahun aku hidup menjalani
, aku tak tahu apa sebabnya itu terjadi, karena sejauh yang kuta
dari gadis itu, sehingga membuat lelaki bisa jatuh hati padanya. Hingga aku mengambi
harus memahami semuanya. Bagiku poligami jauh lebih baik, dari pada harus terus menerus melihat suamiku berzina hati. Aku senang! Sebab Abi Fauzan mau mengatakan semua yang terjadi deng
g sekaligus sedih, sebab kejujuran yang ada pada diri Abi. Ajaklah ummi bertemu dengan wanita itu, Abi. Jangan takut! Ummi tidak akan melakukan hal yang membuat Abi malu!" Aku menatap lekat sorot mata yang selalu mem
tujui pernikahan abi, insya Allah abi akan berlaku adil!" Lelaki itu memeluk erat diriku yang sempat menitikan
husnudzon terhadap Allah SWT, mungkin iman dan islamku te
juk atas keputusan apa yang akan ummi berikan pada Abi!" Aku menarik mesra tangan kekasih ha
m keadaan yang benar-benar down. Aku menggantungkan semua harapan p
mushola yang ada di dalam rumah, kami berdua salat berjamaah dengan
akan kewajiban. Setelah puas menangis di atas sajadah ini, tepukan halus di pundak mengakhiri semua tangis ini. Aku memelu
anku pada tubuhnya, hal itulah yang membuatku merasa tenang dikala hati dalam kead
fkan
rkan dalam lingkungan islami. Aku dibesarkan oleh seorang lelaki yang san
lai agamis padaku saat masih kecil hingga dewasa seperti saat ini. Saat ini, aku sudah berusia 28 tahun, aku ibu dari seorang g
lku pun seperti itu. Namun, aku mencoba tetap bertahan sebab masih bany
benakku. Poligami diperbolehkan, asal suami yang ingin berpoligami sanggup dan adil dalam
in menyerahkan semua hal ini pada Sang Pencipta, karena kepada Allah-lah tempatku mengadu segala beb