Teman Dalam Taqwa
aku kembali teringat permintaan Abi Fauzan yang ingin menikah lagi. Malam yang biasanya kuhabiskan dalam lelap, tak kutemui lagi. Mataku t
Aku seakan bimbang untuk mengizinkan poligami itu. Akan tetapi, aku tak akan membiarkan Mas Fauzan mencintai seorang wanita yang bukan mahramnya, karena ak
membiarkan air mata in
takdir ini. Aku harus tetap berprasangka baik pada Allah, karena yakin dan percaya,
anku. Setelah wajah ini telah terbasuh oleh air wudhu yang menyejukkan hati dan jiwa, sedikit
setelah menyelesaikan bacaanku lebih dulu. Sebuah pelukan tiba-tiba mendarat di punggungku, membuat begitu terkejut. Sedetik kemudian, kecupa
baru saja terjaga dari tidur. Posisi kami saat ini saling b
Ummi?" tanya abi Fauzan. Sebuah seny
in yang akan menempati sebagian ruang hati Abi?" tanyaku. Dengan m
memikirkan semua sikap abi pada Ummi setelah abi menikah l
Abi? Saat akan ada wanita lain yang meng
Ummi. Abi akan berusaha bersikap seperti biasanya kepada Ummi, sebagaimana abi bersikap setiap harinya. Ummi tidak perlu cemas, abi tidak akan merubah apa pun kebiasaan abi pada Ummi baik itu cinta dan
gi?" tanyaku kembali. Aku mengusa
i tanyakan, abi akan jawab semuan
an itu?" Aku merubah posisiku, kutatap lekat wajah suamiku yang ti
Humairah meski itu sulit untuk abi lakukan!" ujar suamiku. Sebuah ucapan y
n melupakan Humairah?" tanyaku. Aku sengaja menanyakan hal
tahu berapa lama waktu yang abi butuhkan untuk melupakan Humairah! " Abi
h perih di dalam hati. Bak l
umairah dari dalam hati Abi? Apa y
egitu sulit untuk melupakan wanita itu. Cara melupakan Humairah mungkin hanya Allah yang bisa membuat abi melakukan itu, sebab rasa c
erah. Setelah mendengar pengakuan mengenai rasa yang dimiliki unt
akan belajar mengikhlaskan Abi bersanding dengan wanita lain!" Sebuah keputusan berat
ligami? Padahal itu menyakiti hati Ummi
meminta poligami itu?" kulihat Abi Fauzan seketika terdiam, ak
lalu memegang bahunya agar lela
las menerima qadarullah yang Allah tetapkan. Mungkin, jalan inilah yang Allah pilih untukku agar men
Bukan karena aku bodoh yang mau saja di madu. Namun, banyak hal yang membuatku mempertahankan dari pada alasan untuk mengakhiri. Jika sebagian wanita memilih untuk bercerai saat lelakinya meminta poligami,
wanita bodoh! Aku tidak peduli akan hal itu, karena rumah tangga
ala pengorbananmu!" Abi Fauzan kembali men
ng, aku dan Abi Fauzan saling menatap,
ak terasa kita berbincang hingga subuh menjel
luar kamar menuju mushola rumah. Kami melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim dengan khusyu