Teman Dalam Taqwa
kan sarapan pagi untuk dua orang yang kusayangi, harta yang tak terhingga yan
ini telah terbagi dengan wanita lain. Terlepas dari semua itu, tak membuatku menurunkan bakti pada Abi Fauzan
i pinggang. Aku tetap fokus menyiapkan sarapan pagi itu, meski Abi Fauzan tetap
g bisa abi bantu?"
udah membantu ummi. Sebab jika Abi berada di sekitar ummi, Abi hanya memperlambat pekerjaan ummi,"
elakukan apa pun!" gerutu abi
ummi, kok. Jadi ... Abi cukup duduk dengan
si kecil Aisyah mengalihkan perhatian kami berdua. Aisyah berl
uduk di pangkuan A
zan lalu mengangkat tubuh mung
hanya digunakan untuk memasak dan menyantap masakan saja. Akan tetapi, tidak dengan keluarga kecilku. Hampir setiap pagi, kami
suamiku. Inilah salah satu sebab aku memilih untuk dimadu, daripada harus bercerai. Aku tak akan sanggup mel
ia memiliki istri lagi.' Batinku seraya
aku lalu menghidangkan di atas meja, den
tan Ummi pasti enak!" te
r suamiku. Membuat senyuman tersungging dengan indah sebab, aku
mi hanya berdiam diri seperti itu?" tanya Aisyah
piring Aisyah dan Abi Fauzan. Kami menghabiskan sarapan itu dalam diam, begitu pun dengan Aisyah. Setelah mem
ar Abi Fauzan setelah m
annya meminta untuk duduk kembali. Sementara Aisyah, sudah sejak ta
megang tangannya, aku tersenyum seraya berkata, "D
tanyakan?" Abi Fauzan
at ini tengah
Ummi. Memangnya kenap
Arsyad?" Aku menatap wajah suamiku yang tiba
tahu untuk apa Ummi ingin bertemu abi Arsyad?" tanya su
i tidak mempunyai maksud tidak baik, Abi. Ummi hanya ingin Ayah Arsyad meridhoi keputusan Abi dan ummi, agar kel
a saja...." Abi Fauzan tampak
mendorong kursi kayu ini agar jarak kami lebih dekat, lalu mengge
i Arsyad, Ummi. Abi malu berte
sudah menentukan jalan ini. Jadi, Abi juga yang ha
yah Arsyad adalah lelaki bijaksana. Beliau tidak akan melakukan sesuatu tanpa berpikir lebih dulu
aya menatapku begitu lekat, lalu mengusap jari jemari
jika abi harus berani mengutarakan niat abi untuk poligami, pada abi Arsyad!"
bi juga harus bersiap-siap."Aku dan abi Fauzan melangka
da di dalam kamarnya. Menungg
ayah Arsyad.Tak lupa mengambil handuk dan menyuruh suamiku masuk ke dalam kamar mandi. Sementara Abi Fauzan sedang mandi,
syah mengecup pipiku dengan tawa yang riang. Ia begitu bahagia s
memanggilku. Beruntung, saat i
h dan melangkah masuk ke dalam kamarku. Di d
menghampirinya, seraya mengambil hand
sah jangan diletakkan di sini, don
lagi cemberut gini!" Abi Fauzan
mencubit gemas ta
Abi Fauzan. Ia menggapai tubuh
ini, Ummi. Jang
u pada ummi. Tanyakan pada diri Abi sendiri, apa sebab ummi bisa berubah, karena perubahan sikap ummi, tergantung dari Abi memperlakukan
kemudian ia mengangkat wajahnya sera
a, karena seseorang. Ummi te
lalu ke rumah ayah Arsyad." Aku lalu bangkit dan melangkah menuju
as itu kembali tampak di wajahnya. Membuatku menari
khhh