icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Terjerat Pesona Dokter Tampan

Bab 7 Suami Jahil

Jumlah Kata:2108    |    Dirilis Pada: 20/01/2024

jar Bimo saat melihat Kia yang tampak

gan panggilan sayang dari laki-laki lain kecuali ayahnya. Memang Bi

atang ke rumah makan seperti ini," imbuh Bimo merasa bersalah kare

b Kia sembari memegang tangan Bimo yang

Bimo barulah Kia berterus terang dengan ketidaknyamanan yang dirasakannya. "Jangan panggil aku sayang

kebersihannya. Hal itu sudah Bimo ketahui sejak tinggal di rumah kontrakan di Jakarta bersama Azka dulu. Azka tumbuh menjadi seorang laki-laki yang religius dan sederhana. Semua itu tentu dari didikan kedua orang tuanya. Bimo sangat yakin akan hal itu. Dan bodohnya Bimo baru mengetahui bahwa sahabatnya tersebut berasa

manggil sayang itu juga karena memang itu yang kurasakan padamu," ju

ngan acuh meskipun kalimat yang diucapkan Bimo

erlihat begitu menggugah selera. Untuk beberapa menit mereka saling diam hingga makanan di piring merek

m lagi mereka harus kembali ke tempat kerja masi

mo seraya mengalihkan tatapannya

ambil tas di kantor dulu lalu pulang?" ucap K

imo menyentuh kening Kia un

ang aja," sambung Kia sambil menyin

mo lantas beranjak setelah menyetujui permin

ung bersuamikan Bimo yang begitu sabar meskipun dirinya seringkali berbicara ketus. Sampai kini pun Bimo tidak pernah meminta haknya sebagai seorang suami. Dalam hati tentu Kia merasa berdosa. Tapi hatinya pun menolak dengan keras melakukan hubungan suami istri tanpa rasa penerimaan. Kia tidak ingin memberikan harta paling berharga mil

berumur kurang dari dua minggu tersebut. Bimo mengulas senyuman sembari menatap wajah Kia dari balik kaca spion motor. Tiba-tiba seringai jahil membias di waja

ku cepet kok," ujar Kia yang hanya me

o satpam yang berjaga di sana

k. Tentu saja memarkirkan kendaraan di depan lobi perus

las satpam berusia paruh b

nerima ajakan Kia. Ini adalah kali pertama Bimo masuk ke dalam gedung perusahaan milik keluarga Alfarizi tersebut. Di dalam lift Bimo bisa merasakan kegelisahan Kia. Bimo sangat yakin ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh istrinya. Bimo

utupi kekagumannya pada setiap detail tempat yang mereka lewati. Para karyawan yang kebetulan berpapasa

tampilan di samping meja kerja Kia menghadap langsung ke luar gedung. Lebih tepatnya dari tempat mereka saat in

ebut Kia bergegas mengambil paper bag yang berhasil membuatnya was-was dan meletakkan ke dalam laci di bagian bawah mejanya. Untuk sementara wakt

. Sebenarnya Kia bekerja keras selama ini hanya untuk menyibukkan diri agar tidak lagi m

n perhatian Bimo. "Ayo pulang Mas, udah jam 1, kita juga belum sholat," imbuh Kia kemud

mpurna baik fisik maupun kehidupannya. Keluarga Kia sempurna. Lalu maksud dari perkataan Kia tadi apa

alunya. Karena seharusnya pasangan suami istri itu harus saling terbuka satu sama lain. Bukan berarti Bimo ingin mengusik masa lalu Kia yang mungkin ingin sekali dilupakan oleh perempuan it

at berhenti di perempatan lampu merah. Langit memang cerah tadi. Tapi mendadak sa

t Kia yang mendadak in

i mengajaknya bermain hujan. Jangankan kehujanan, terpapar terik mentari saja rasanya tidak mungkin karena

ar segera menjalankan motor saat rambu-ra

lain lagi dengan apa yang sedang dirasakan oleh Kia. Hujan terlalu banyak memberinya kenangan manis bersama Zyan. Laki-laki yang telah dipacarinya hampir dua tahun lamanya. Dan ternyata hari berganti bulan. Bulan berganti tahun

Bimo karena Kia tak juga melepaskan pelukan di tubuhny

ukannya dari tubuh Bimo dengan pipi merona. Mengabaikan rasa dingin yan

n Bimo hanya tersenyum mengekor di belakangnya. Kia meletakkan tas di atas meja makan yang memang berada satu ruangan dengan dapur lalu masuk ke dalam kamar mandi sedangkan Bimo menuju sudut

merebus air panas. Secangkir kopi tentu satu-satu minuma

h daun pintu kamar mandi. Rambut panjangnya yang basah

b Bimo yang terlihat m

merasakan panas di wajahnya. Sudah dua kali ia mem

las di wajahnya yang masih basah oleh air hujan. Gegas Bimo menuang air panas yang

rbeliak kaget apalagi otaknya otomatis ber-travelling. Tawaran yang sebenarnya sangat menarik jika Kia berkenan. T

n debaran jantungnya yang mulai bekerja ek

yang hampir meledak saat melihat ekspresi ngeri Kia. Bimo yakin pasti dalam benak Kia telah mem

alu menutup pintu kamar mandi dan menguncinya. Saat bers

u Kia ke luar dari sana. Dalam hati Bimo mulai berhitung satu sampai tiga, menyiapkan diri dengan s

engan keras. Untung saja dirinya tidak memiliki riwayat j

gi dadanya. Berpura-pura sak

imo dengan perasaan menyesal. Gerakan tubuh untuk melindungi dirinya benar-benar refleks keti

saling bertabrakan. "Mas lepasin!" pinta Kia dengan kesal. Mencoba membebaskan diri. Sekuat

li ini Bimo memang sedang tidak bercanda. Tapi itu untuk sementara. Bimo hanya ingin menguji seberapa be

tenggang waktu untuk beradaptasi Mas," imbuh Kia menjelaskan. Jangan sampai suaminya salah m

u minta hakk

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 My Wedding2 Bab 2 Belah Duren3 Bab 3 Laki-Laki Penebar Pesona4 Bab 4 Kehidupan Baru5 Bab 5 Drama Pengantin Baru6 Bab 6 White Chocolate7 Bab 7 Suami Jahil8 Bab 8 Laki-Laki Penggoda9 Bab 9 Ketakutan Kia10 Bab 10 Speechless 111 Bab 11 Speechless 212 Bab 12 Masa Lalu Kia 113 Bab 13 Masa Lalu Kia 214 Bab 14 Talak Aku, Mas! 115 Bab 15 Talak Aku, Mas! 216 Bab 16 Red Lingerie 117 Bab 17 Red Lingerie 218 Bab 18 Pembuktian 119 Bab 19 Pembuktian 220 Bab 20 Perempuan Tanpa Mahkota 121 Bab 21 Perempuan Tanpa Mahkota 222 Bab 22 Laki-laki Posesif 123 Bab 23 Laki-laki Posesif 224 Bab 24 Mawar Kuning 125 Bab 25 Mawar Kuning 226 Bab 26 Firasat Buruk 127 Bab 27 Firasat Buruk 228 Bab 28 Terulang Kembali 129 Bab 29 Terulang Kembali 230 Bab 30 Terulang Kembali 331 Bab 31 Kehilangan 132 Bab 32 Kehilangan 233 Bab 33 Kejujuran Bimo 134 Bab 34 Kejujuran Bimo 235 Bab 35 Aku dan Rintik Hujan36 Bab 36 Kota Kembang 137 Bab 37 Kota Kembang 238 Bab 38 Sweetest Love39 Bab 39 Poligami40 Bab 40 Poligami 241 Bab 41 Program Bayi Tabung42 Bab 42 Program Bayi Tabung 243 Bab 43 Prosedur Bayi Tabung44 Bab 44 Prosedur Bayi Tabung 245 Bab 45 Hasil IVF46 Bab 46 Masa Terpuruk Kia47 Bab 47 Saling Menggoda 48 Bab 48 Ibu Pengganti49 Bab 49 Ibu Pengganti 250 Bab 50 Pelajaran untuk Kia51 Bab 51 Kesehatan Mental Kia52 Bab 52 Kesehatan Mental Kia 253 Bab 53 Balas Dendam54 Bab 54 Balas Dendam 255 Bab 55 Penampilan Baru Kia56 Bab 56 Penampilan Baru Kia 257 Bab 57 Bertemu Mantan58 Bab 58 Cemburu Berakhir Ranjang59 Bab 59 Cemburu Berakhir Ranjang 260 Bab 60 Kebetulan Bertemu Mantan Lagi61 Bab 61 Kebetulan Bertemu Mantan Lagi 262 Bab 62 Gara-gara Perawat Julid63 Bab 63 Gara-gara Perawat Julid 264 Bab 64 Masalah Baru65 Bab 65 Masalah Baru 266 Bab 66 Menikahlah Lagi, Mas!67 Bab 67 Menikahlah Lagi, Mas! 268 Bab 68 Kepergian Bimo69 Bab 69 Kepergian Bimo 270 Bab 70 Dihukum Rindu71 Bab 71 Dihukum Rindu 272 Bab 72 Batas Kesabaran Ardan73 Bab 73 Batas Kesabaran Ardan 274 Bab 74 Mogok Makan75 Bab 75 Mogok Makan 276 Bab 76 Hasil Lab Kia77 Bab 77 Kabar Bahagia78 Bab 78 Kabar Bahagia 279 Bab 79 Trimester Kedua80 Bab 80 Kelahiran Anak Azka81 Bab 81 Menyambut Kehadiran Baby Twin's82 Bab 82 Menyambut Kehadiran Baby Twin's 283 Bab 83 Menjadi Orang Tua Baru84 Bab 84 Menjadi Orang Tua Baru 2 (END)