Terjerat Pesona Dokter Tampan
. Bersembunyi di balik senyuman merekah yang selalu ditebar kepada semua orang yang ditemuinya. Terutama ayah dan bundanya. Semua ini ia lakukan demi kebahagiaan mere
Untuk kesekian kalinya Bimo menanyakan hal itu. Memasti
ulang ke rumah kontrakan yang sejak setahun lalu disewanya. Kia menghentikan aktivasinya y
han kita?" Kia melayangkan pertanyaan me
lu duduk di tepi ranjang dekat dengan k
Setelah berhasil membungkam bibir Bimo
mah mewah untuk mereka berdua tinggali setelah menikah. Tapi Bimo menolak. Meskipun dirinya tidak akan mampu membeli rumah mewah seperti yang mampu dibeli oleh keluarga Alfarizi hanya dengan sekali ucap
ans berpadu kaos yang sedikit longgar. Setahun memperhatikan Kia tentu Bimo sudah hapal dan mengetahui cara berbusana dan berdandan Kia. Gadis itu tidak pernah mengenakan pakaian terbuka
ns ini akan merasa canggung dan salah tingkah, Kia tentu saja sebalikny
masuk ke arah walk in closed untuk mengecek ulang barang-barang penting miliknya yang mungkin saja tertinggal. Jadi Kia sudah membawa 2 koper besar u
arkan 3 pasang sepatu vantovel dan beberapa high heels berwarna netral serta sandal untuk dibawanya. Menyadari keadaan Bimo tentu Ki
u lebih tepatnya saat sedang ke luar bersama Bimo nantinya. Kia terkejut s
enakan kaos berwarna hitam bertulis
npa sadar ia justru mengagumi tubuh atletis
rasakan kerja jantungnya yang mulai memompa dengan keras. Gegas Kia meraih tas selempang yang s
a mengambil alih koper yan
ndak dan menyeret dua koper tent
intu. Mulai sekarang Kia harus terbiasa menyebut aku dan kamu. Tapi karena Kia sudah terbiasa memanggil Mas
a bersiap untuk membawakan barang-barang milik kedua majikannya. Awalnya Bimo menolak karena merasa tak nyaman dengan perlakuan dua kar
bih dulu. Bimo menatap mereka berdua
arga Kia sudah menunggu di sana. Termasuk
?" ujar Azka yang memang sejak awal kurang setuju dengan
a tetap berdekatan. Entar tiap hari kita maen sini deh. Iya
an juga ketemu di klinik," sahu
lalu memeluk Bimo. "Jagain adik gue dengan baik ya. Awas aja klo lo berani macem-ma
balas Bimo d
nya berhenti pada dua sosok paling penting d
ngis. Pun dengan Aisyah yang turut meneteskan air mata. Ini
g tuanya. Tidak seperti Azka yang memang sudah terbiasa berada
seorang yang akan menjaga Kia dengan baik. Yah.. Meski Ayah juga cemburu dengan a
syah tercekat. Tak mampu lagi mengungkap
Bunda kangen atau ingin bertemu Kia, Bunda tinggal telpon. Nanti saya akan langs
enyakitkan karena Bimo akan dipastikan menetap di Yogyakarta. Dulu dirinya merantau demi menempuh pendidik dan mengejar cita-cita. Sekarang ia ju
u kita manis banget!" Arda
rdan dan Bimo?" Aisyah mengurai pelukannya bersama
ketinggalan untuk membanggakan sang suami yang
gantarkan pasangan pengantin baru te
*
g baru. Tinggal beberapa langkah lagi dirinya akan menjadi bagian dari rumah tersebut. Kehidupan barunya akan dimulai dari sini. Tak ada lagi Kia ya
rumah mewah untukmu," bisik Bimo yang tanp
ndadak Kia merasa tak enak hati kare
ng untuk membersihkan rumah kita," lanjut Bimo
h dulu ke dalam rumah s
dulu." Bimo bergegas kembali untuk mengam
yang hanya diisi dengan satu sofa tunggal berwarna creame dan satu bufet berbahan kaca yang berfungi sebagai wadah TV sekaligus tempat menyimpan buku. Kia mendekat, merasa penasaran buku apa saja yang biasa dibaca oleh sang suami. Kia
erisi pakaian dinas milik Bimo yang tergantung rapi di sana. Lalu beralih ke ruangan tertutup yang tersisa. Kia yak
ke kamar?" ujar Bimo yang m
a pun Bimo lah sang pemilik rumah. Jadi tak selayaknya Kia berting
ntuk melihat kamar mereka. Jantung Kia mul
mbari membuka pintu lebar-lebar
. Kembali Kia tertegun saat melihat suasana kamar bernuansa serba
yak menghabiskan waktu bersama," goda Bi
usan napas hangat Bimo menerpa belakang kepalanya. "Kita cuma tidur Mas
makin gencar menggoda, Bimo yakin saat ini wajah
ratan aku akan
ntan berbalik badan. Pun dengan kepala Kia
erhasil mempertemukan uj
ika berubah kala bibir merah muda mi
ngannya. Ingin rasanya Bimo membekap bibir itu dengan bibirnya saat ini juga. Tapi
Kia segera mengambil langkah mundur lalu kem