icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Moonstruck

Bab 4 Kereta Kencana Modern

Jumlah Kata:2400    |    Dirilis Pada: 02/01/2024

▬▬▬

Kencana

▬▬▬

ereta kencana sek

akan rasa takut tiba-tiba menyergap sekujur tubuh, mengepungnya tanpa ampun. Simfoni tahu ini terdengar konyol juga terlampau berlebihan, Beryl tida

k lo nun

yentuh kata membentak, tetapi tetap saja hal itu tidak bisa me

oi

aku,

a, dari tadi ngomo

kembali menunduk. Diremasnya ken

bal

tidak ingin beranjak dari sini. Ti

e ngomong apa?" Beryl

ang sendiri." S

i bergerak pelan, menandakan jika Beryl baru saja menempelkan bokongn

kut sa

l itu terasa sulit dilakukan hingga yang bisa Simfoni berikan seba

esimpulan sendiri setelah sekian sekon te

Simfoni m

lo nggak mau balik sama gue? Dan ke

nggak

? Hei, coba liat gue? Lo

lagi. "Aku nggak bi

lantai. "Ayo balik. Ntar si Cyrin nyerewetin gue." Saat Simfoni tak kunjung beranjak dari tempatnya, Beryl kembali membuka

aja bergeming di tempat, menganggap j

kalo gue orangnya nggak sabaran?" Ucapan itu lagi-lagi tidak diindahkan Simfoni

tanpa aba-aba Beryl segera mendekati Simfoni dan meletakkan tangannya di lekukan leher j

?!" Simfoni b

m miring. "Gue

dengan menggerak-gerakkan kakinya, berharap d

n. Beryl justru menatap kepanikan Simfoni dengan satu alis terangk

, aku mo

empuan, tetapi tatapan Simfoni terlalu sendu sampai-sampai mampu membuat Beryl merasa tak tega. Laki-laki itu

, tetapi perempuan itu tampak tak memiliki pilihan

kaki yang belum memakai sepatu itu kembali menapa

ktu. Syukur-syukur kalau Beryl merasa tak sabar dan berujung dengan meninggalkannya sendiri. Namun, tampaknya keingi

ngan tangan Simfoni berhasil meny

Bery

inget cewek cantik, padahal se

bukan, tetapi yang jelas, perkataan laki-laki itu berhasil memunculkan

Beryl terkekeh pelan.

kamu, kamu ... nggak akan macam-macam 'kan?" ujar perempuan itu polos deng

liat nenek sihir ngamuk-ngamuk." Sepertinya candaan Beryl tidak cukup ampuh untuk membuat Simfoni percaya. Alhasil laki-laki itu menarik napas sebelu

uat Simfoni mendongak. Kening peremp

gapa-ngapain, jadi buat jaga-jaga mending lo ngambil batu atau kayu yang bisa l

ndaan. Namun, mendapati laki-laki itu sama sekali tidak menyelipkan seringaian ataupun ra

apa ninggalin Si

rempuan itu menoleh ke belakang, seolah memastikan keadaan di UKS, yang kin

Gemas dengan Cyrin yang terus-terusan menoleh ke belakang, Gerhan memutuskan untuk menarik tangan pe

pi

ak mungkin ngeaneh-anehin cew

sih. Tap

enoleh mendengar uca

pa-apa e

apa-apa. Ken

aku khaw

awa

napas. "Nggak tau

ih

kan apa-apa, sih. Takutnya si Bery

kan. Ten

ngerti." Cyrin malah j

Kening laki-laki itu agak mengernyit. Agak kesal juga sebetulnya. "Lagian lo a

taulah sendiri gimana." Cyrin enggan melanjutkan ucapannya, dia ngeri sendiri terbayang akan kondisi kaki Simfoni tad

maksudnya? Emang Bery

n si Beryl gitu. Ngeliat yang bening macem Simfoni bukan nggak

cuma bakal ngiseng-ngisengin dikit, ngg

gobatin dia? Kamu mau niat ngobatin dia aja, Simfoni sampe yang kelihatan mau nangis gitu. Apalagi

na? Gue balik lagi te

melebarkan mata. "Nggak!" tolaknya mentah-mentah. "Enak aja! En

. "Yah, padahal gue se

lubang hidung. "Siapa!" serunya. "Gerhan, kamu jangan macam-macam, ya!" Ketika Gerhan malah bergeming dengan bibir terkulum, Cy

a,

Jawab

siapa

ap dengan kepalan tangannya yang siap ia arahkan pada lengan

gga membikin matanya menyipit menyerupai bulan s

akin menjadi memuku

ak a

boncengin cewek! Siapa yang

, gue

, seriu

ni juga

ing boncengin cewek.

apa e

aku j

engulum

yum-senyum! Jawab

abannya benar-benar membuat Cyrin keki total. Dia menipiskan bibir. "Nyokap sa

da laki-laki itu. Gerhan masih bergeming seraya membungkuk. Laki-laki itu tampak puas t

an langkah yang menghentak-hentak. Sesekali ia akan menoleh dan raut wajahnya

tu lantas mengejar Cyrin. Setelah berhasil menyamai langkah Cyrin, Gerhan langsung meli

boncengin." Gerhan malah menggoda. "Gih

eryl dan Xylo bikin lo bik

ang UKS, yang dituju Simfoni bukanlah parkiran, melainkan taman belakang. Ia benar-benar mencari batu, ukurannya pun tidak main-main. Batu berukuran lebih besar dari kepalan tangan menjadi pilihan Simfoni. Hal itu membuat Beryl tergelitik hingg

i cenderung tidak normal, tetapi ia tak ingin dibantu. Beberapa kali Beryl menawarkan bantuan dan langsung ditolak Simfoni mentah-mentah. Perempuan itu

angat berbahaya sampai-sampai Simfoni harus bersikap terlalu defensif begitu? Seolah-olah Beryl akan mencel

arena Simfoni telah menjatuhkan sepatunya ke kepala Beryl' tidak cukup kuat untuk membuat Beryl mau mengantar Simfoni. Ia bahkan sudah tidak mempermasalahkan perihal kejatuhan sepatu itu.

ilaukan. Dan Xylo langsung memasang tampang cemberut saat melihat Beryl muncul. "Lama amat lo ke UKS doang! Nggak tau apa gue udah hampir dikerumuni lalat gara-gara nungguin lo ...." Ucapan Xylo kian

buat Simfoni menunduk tidak nyaman. Terkadang Beryl merasa

ul lagi, genit, "si

geluarkan kunci mobil dan menekan tombol di

di belak

rnya. Laki-laki itu segera meraih kruk dan berdiri di samping pintu penumpang depan. Tangannya sudah be

tangan Beryl menahan pintu. "Lo di

mentah-mentah. "Min

duduk di

? Lo perkara du

ng nger

er

hal tersebut justru dimanfaatkan Xylo dengan begitu purna. Xylo langsung menarik handle pint

i Xylo telah masuk ke dalam mobil dan langsung m

urkan lidah dan me

t, b

foni memanggil di tengah

g," jawab Beryl tanpa menatap Simfoni. Laki-laki itu masih ber

akang aja," ujar

njuk Simfoni melalui kaca jendela mobil yang terbuka. "Dianya aja ma

ustru berpaling pada Simfoni. "Tapi

, ya? Nggak apa-apa, kamu nggak usah nganterin aku. Cyrin juga nggak akan marah." Itu bukan ancaman, melainkan permintaan.

berujar, "Ya udah, lo duduk di belakang." Ia berpindah ke pintu penumpang b

," cicit

▬▬ to be

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Sepatu Kets Cinderella2 Bab 2 Kapas Berantiseptik3 Bab 3 Ruang Temu4 Bab 4 Kereta Kencana Modern5 Bab 5 Menarik Temali6 Bab 6 Tangan Takdir7 Bab 7 Mencari Celah8 Bab 8 Berusaha Menampik9 Bab 9 Langkah-Langkah Kecil10 Bab 10 Pemegang Kendali11 Bab 11 Upaya Mempermainkan12 Bab 12 Permulaan13 Bab 13 What If I Like You 14 Bab 14 Saling Singgung15 Bab 15 For some reason16 Bab 16 Try To Get You17 Bab 17 Run!18 Bab 18 Konfrontasi19 Bab 19 Selangkah Lebih Dekat20 Bab 20 Yang Tidak Pernah Diharapkan21 Bab 21 Berbeda22 Bab 22 Mengambil Bagian23 Bab 23 Melempar Umpan24 Bab 24 Undakan Lainnya25 Bab 25 Hujan Pagi Itu26 Bab 26 Prepare Your Self27 Bab 27 Pertemuan Kembali28 Bab 28 Ambil Tindakan29 Bab 29 Final Basket30 Bab 30 Pertandingan31 Bab 31 Saling Mengusik Ego32 Bab 32 Membiarkan33 Bab 33 Luka di Sudut Bibir34 Bab 34 Sejak Dulu Hingga Sekarang35 Bab 35 Miss 11936 Bab 36 Pesan di Pagi Hari37 Bab 37 Untuk Setiap Keresahan38 Bab 38 Mengungkit Luka39 Bab 39 Your One Call Away 40 Bab 40 Malam Setelah Hujan41 Bab 41 Utuh atau Runtuh42 Bab 42 Untuk Apa Bertahan 43 Bab 43 (Pura-pura) Tidak Peduli44 Bab 44 Cerita Lama45 Bab 45 Her Scared46 Bab 46 Kendali Masing-Masing47 Bab 47 Harusnya Bukan Seperti Ini48 Bab 48 Berhenti Sampai di Sana49 Bab 49 Berapa Patah Lagi 50 Bab 50 Upaya yang Gagal51 Bab 51 Tak Ada Langkah Mundur52 Bab 52 Pemberontakan53 Bab 53 Waktu yang Terlewat54 Bab 54 He Missed Her55 Bab 55 Di Waktu Kita Bertemu56 Bab 56 Jangan Menyesal57 Bab 57 Memang Sebaiknya Begini58 Bab 58 Sudah Berjalan59 Bab 59 Para Pemain60 Bab 60 Hilang61 Bab 61 Bermain dan Dipermainkan62 Bab 62 Pecundang63 Bab 63 Hingga titik ini