icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Moonstruck

Bab 2 Kapas Berantiseptik

Jumlah Kata:2156    |    Dirilis Pada: 02/01/2024

▬▬▬

Berant

▬▬▬

masih terbungkus kaus kaki putih. Ada darah yang merembes dari ujung ibu jari kaki kiri hingga membuat kaus k

kanya. Luka itu terdapat di ujung kukunya, terbuka dan memanjang hingga membuat Simfoni dapat melihat darah yang m

nya tidak kecil. Pantas saja Simfoni

seorang laki-laki. Tentu saja Simfoni kaget. Pasalnya ia benar-benar tidak menduga jika sepatunya akan jatuh hingga

-burunya, Simfoni sampai lupa kalau sepatunya tertinggal. Dengan terpaksa ia berbalik untuk mengambil satu sepatunya

mfoni, berkat ketergesa-gesaannya, kaki perempuan itu sampai terantuk batu yang lumayan tajam. Tentu saja hal itu menimbulkan e

t darah merembes dari ujung kaki. Ia buru-buru memakai sep

oni, baru berani mel

u menimbulkan rasa perih pekat. Setelah kakinya bersih dari noda darah dan hanya sedikit darah yang kembali keluar, Simfoni kembali membawa tubuhnya menjauh dari ka

g tadi terluka. Senyum tipis Simfoni terkembang kala mendapati kucing itu tertidur pulas. Ia tampak nyaman meringkuk di atas karpet. Di dekatnya

sembuh,

ran terakh

di beberapa titik. Ada yang bernyanyi tidak jelas, bergosip, main games, nonton, tidur, dan lain sebagainya. Namun, meskipun suasana benar-benar gaduh, Simfoni sama sekali tak terlihat terganggu. Perempuan it

ebangku Simfoni, sedang mengobrol dengan teman di

ung menoleh, memberi

ukunya aku taruh di sini." Simfoni menyentuh buku b

e!" ujarnya. "Tapi gu

ada yang menanyakan kepergian Simfoni, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Simfoni memang

u sekarang merupakan waktu-waktu krusial, waktu di mana otak bekerja lebih keras dari jam-jam sebelumnya. Saat ini, rasa lelah, baik otak maupun tub

n perempuan itu tidak menimbulkan suara sedikit pun dari langkah ka

at luka di kakinya. Luka itu masih meninggalk

ngga berhasil menabrak Simfoni. Bagus jika hanya menabrak, karena hal itu tidak akan memberikan efek apa-apa selain—mungkin—membuat Simfoni terhuyung. Na

, bahkan kali ini lebih parah dari sebelumnya. Simfoni bahkan

braknya. Ia berbalik, lantas ikut berjongkok s

ng sudah menabrak Simfoni adalah Cyrin, teman sekelasnya saat kelas sepuluh dulu. Mereka tidak terlalu dekat, tetapi

in. "Sori-sori, Fo. Gue bener-bener nggak liat l

-apa, tapi rasa sakit di kakinya benar-benar tak b

ginjek lo pasti kekencenga

k apa-apa

pada kenyataanya lo sampe meringis gini! Gue ta

u UKS. Kebetulan letak UKS tak begitu jauh dari tempat Simfoni dan Cyrin berada sekarang,

da di sana. Hal itu membuat Cyrin berdecak, dan ia harus bersu

ya. Hal itu dilakukan berbarengan dengan tangan Cyrin yang ikut menaikan kaki Simfoni. "Sekarang buka sepatu lo

u bisa sendiri." Simfo

mari, Cyrin membalas, "Udah, deh, nggak us

—ta

mbali berdiri di samping brankar yang ia t

in,

Apa perlu gue

a sepatunya, buru-buru Simfoni menahan tangan p

yrin melipat tangan di depan dada. Mata perempuan itu yang dihiasi

ihat pertama kali begitu sepatu Simfoni terlepas, menempel pada selapis kain bernama kaus kaki. Bertepatan dengan itu, suara benda-benda yang jatuh membentur keramik terdengar. Simf

rin sudah lebih dulu berlari keluar. "Cyrin! Kamu kenapa?" Simfoni ingin mengejar, tapi kakinya tidak memungkink

dari pandangan Simfoni, kini kembali terbuka. Kali ini bukan sosok Cyrin yang

idak, tidak, ini bukan karena tampang rupawan laki-laki itu, melainkan karena ...

itu sudah terlebih dahulu mendekat. Sontak, Simfoni langsun

t melihat sikap defensi

u. Ia justru menunduk seraya meremas rok. Tak

u obatin

ntuh kakinya, Simfoni buru-buru menariknya. "E

sama sekali tidak dikenalnya, tapi langsung mengajukan diri untuk mengobati Simfoni. Simfoni sama sekali tidak bi

tuin lo!" Suara laki-laki itu sed

uat Simfoni takut. “A—a

itu, tetapi Simfoni tak memedulikannya.

, mengindikasikan jika laki-laki itu p

rang perempuan yang menyembunyikan wajahnya pada dada laki-laki itu. Sontak hal itu membuat jantung Simfoni ber

. "Gue nggak akan ngelakuin hal aneh-aneh di sini." Meskipun berkata seperti itu, tetapi kontras sekali dengan sikapnya. Ia

imfoni mencipta k

panjangnya sedikit di atas lutut, meskipun banyak siswi yang memakai rok seperti itu, tapi jelas hanya sedikit yang memakai rimpel, Cyrin salah satu

ki yang masih memeluk Cyrin itu. "Jadi lo nggak usah mikir yang aneh-ane

ak seperti itu. Simfoni tidak sengaja melihat tangan Cyrin yang mencengkera

a dapat dilihat Simfoni, sebab Cyrin ma

tidak bisa mengobati Simfoni, Simfoni tidak apa-apa. Dia bisa mengobati lukany

kembali terdengar. Masih dengan su

nggak. Nggak usah! Aku bi

akal ngerasa bersalah banget." Cyrin berkata seperti itu masih tanpa meli

lo dulu." Lalu Gerhan melepaskan pelukannya. Cyrin masih enggan menat

palagi saat ia melangkah mendekat. "Siniin kaki lo, biar gue oba

anpa sadar hampir menjerit. Tindakan tiba

? Kok nyolot? Gue mau bantuin lo, nggak usa

menarik kakinya yang kali ini dicengkeram Ger

i belakangnya, Cyrin membuka suara. Perempua

. Cewek ini aja yang aneh!" tunjuknya pada Simfoni.

lukanya. Dia tidak berani menolak jika Gerhan sudah memberikan tatapan super tajam diiri

nunduk. Diam-diam perempuan itu juga menahan tang

▬▬ to be

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Sepatu Kets Cinderella2 Bab 2 Kapas Berantiseptik3 Bab 3 Ruang Temu4 Bab 4 Kereta Kencana Modern5 Bab 5 Menarik Temali6 Bab 6 Tangan Takdir7 Bab 7 Mencari Celah8 Bab 8 Berusaha Menampik9 Bab 9 Langkah-Langkah Kecil10 Bab 10 Pemegang Kendali11 Bab 11 Upaya Mempermainkan12 Bab 12 Permulaan13 Bab 13 What If I Like You 14 Bab 14 Saling Singgung15 Bab 15 For some reason16 Bab 16 Try To Get You17 Bab 17 Run!18 Bab 18 Konfrontasi19 Bab 19 Selangkah Lebih Dekat20 Bab 20 Yang Tidak Pernah Diharapkan21 Bab 21 Berbeda22 Bab 22 Mengambil Bagian23 Bab 23 Melempar Umpan24 Bab 24 Undakan Lainnya25 Bab 25 Hujan Pagi Itu26 Bab 26 Prepare Your Self27 Bab 27 Pertemuan Kembali28 Bab 28 Ambil Tindakan29 Bab 29 Final Basket30 Bab 30 Pertandingan31 Bab 31 Saling Mengusik Ego32 Bab 32 Membiarkan33 Bab 33 Luka di Sudut Bibir34 Bab 34 Sejak Dulu Hingga Sekarang35 Bab 35 Miss 11936 Bab 36 Pesan di Pagi Hari37 Bab 37 Untuk Setiap Keresahan38 Bab 38 Mengungkit Luka39 Bab 39 Your One Call Away 40 Bab 40 Malam Setelah Hujan41 Bab 41 Utuh atau Runtuh42 Bab 42 Untuk Apa Bertahan 43 Bab 43 (Pura-pura) Tidak Peduli44 Bab 44 Cerita Lama45 Bab 45 Her Scared46 Bab 46 Kendali Masing-Masing47 Bab 47 Harusnya Bukan Seperti Ini48 Bab 48 Berhenti Sampai di Sana49 Bab 49 Berapa Patah Lagi 50 Bab 50 Upaya yang Gagal51 Bab 51 Tak Ada Langkah Mundur52 Bab 52 Pemberontakan53 Bab 53 Waktu yang Terlewat54 Bab 54 He Missed Her55 Bab 55 Di Waktu Kita Bertemu56 Bab 56 Jangan Menyesal57 Bab 57 Memang Sebaiknya Begini58 Bab 58 Sudah Berjalan59 Bab 59 Para Pemain60 Bab 60 Hilang61 Bab 61 Bermain dan Dipermainkan62 Bab 62 Pecundang63 Bab 63 Hingga titik ini