Kisahku Berakhir Di Pusara
goan, hah...! Sekarang, jangan harap kamu bisa lolos lag
am. Aku berusaha bangkit dengan susah payah, tapi baru saja aku bisa ber
r jadi anak penurut!" ucap aban
tak memberi hasil apapun. Saat akan masuk ke kamar,
tubuhnya agak condong ke depan, tepat di depanku. Dengan sisa tenaga
bangku. Kulirik abangku yang nampak terk
kamar, belum sampai pintu luar, aku kembali ter
ka akupun merangkak sampai pintu depan. Dengan su
rdengar teriakan a
an jalanku yang sempoyongan, aku memaksakan
, kamu!" teriak
anlah gadis bodoh, yang dengan sukarela menyerah
gapuluh meter, tapi kulalui
Assalamualaikum Mbok!" uca
ng-ulang, sampai mbok J
napa nak, ada apa...?" tanya mbo
an perginya abangku, keberadaannya sepe
k Jum, sambil mengedarkan p
olong Yaya, menemani Dewi, itupun, ka... Kalau Mbok Jum m
yuruh, kamunya aja yang nolak! Kamu nggak apa-apa 'kan, De
panggilin Yaya, sebentar...
seolah berputar, tubuhku terasa lemas t
... Ya
-sayup, aku mendengar jeritan mbok Jum, memang
n ruang di sekelilingku. Kuedarkan pandanganku ke selu
menahan, saat kulihat ternyata ada infus yang menpe
dan mengapa aku berada di rumah sakit. Tiba-tiba kepalaku terasa
pintu kamar terbuka, d
nya sadar juga. Alhamdulillah...!"
yang hanya mampu
u seakan kelu, aku hanya diam sam
amu harus banyak istirahat!" nasehat i
Dewi sudah
belum bisa terlalu luwes untuk bicara. Aku hany
tapan ayah dan ibu. Tapi apa yang har
i rumah! Kami pikir, kamu liburan ke rumah, Abah kam
pada ibu, sekedar memberikan
nya, nak?" tanya ayah s
ng pasti tak terd
. Tapi aku tetap melatih lidahku untuk bergerak,
siku. Aku yang biasanya selalu banyak bicara, tib
pada Ayah, apa yang kamu sakitkan?" t
pa...kok..!" ja
mereka tenang, ayah
.?" tanya ayah lagi. Mereka tak curiga penyakitku kam
apa yang sakit...??" timpal i
ia bercampur sedih yang kurasakan, me
angis, ayah akh
bisa, biarlah Ayah yang sakit, agar putri A
tubuhku yang sakit luar biasa begini. Tapi hatiku merasa
r, di ruangannya!" ucap seorang perawat yang bertag na
apa ya, Sus?" tanya
putri Bapak.! Mari, Pak!" ujar perawat Maya, samb
h?" tanya ib
dah, Ibu temani Dewi, biar Aya
emui Dokternya, si
ntar ya, nak!" u
gguk sambi
awatir "Apa ada yang kamu sembunyika
padaku. Tapi, bagaimana aku harus bercerita. Aku t
ang buruk meni
pi tetap kujawab d
tuaku, tolong kuatkan aku, ya Allah! Aku ikhlas jika semua
u "Bicaralah nak! Ibu janji, akan berbuat adi
, ibu! Aku akan menjadi manusia yang tak tau
Ba.. Baaik!" u
k! Ibu memaksamu bicara, di saat kamu sak
hati menghangat, tapi tak tera