Arsy you
2 Buku yang Diterbitkan
Buku dan Cerita Arsy you
Dilamar Mantan Depan Suami
Romantis "Aku hanya membelikan ahmad tempat pensil, Mas!" Nisa berusaha menjelaskan alasannya.
"Alah ... memangnya nggak bisa apa pakai kantong plastik?" tanya Arman tajam.
"Ingat Nisa! Jika ada uang lebih dari belanja, lebih baik kamu tabung! Agar saat kamu perlu sesuatu bisa kamu gunakan, nggak semata mata mengemis pada suami, paham!"
"Iya Mas!" Nisa hanya menarik napas pelan.
Lagi-lagi Nisa harus menahan kesal dengan segala perintah dan aturan yang diberikan.
"Oh ya Nisa, jika nanti Ibu atau Bella datang, jangan lupa kamu layani dengan baik?" ujar Arman.
"Aku nggak mau mereka ngadu tentang kamu, yang tak menghormati Ibuku!" ucap Arman lagi tanpa beban.
"Ya Mas, tapi selama ini aku itu, sudah berusaha untuk selalu menghormati Ibumu, dan menuruti setiap perkataannya, lho! Aku juga selalu berlaku baik pada Adikmu kok!" jawab Nisa.
"Kalau suami ngomong itu didengar Nisa bukan dibantah! Buktikan dong, jika kamu itu istri yang baik di mata keluargaku." Arman pun lantas berlalu begitu saja dengan raut wajah masam.
"Iya Mas," jawab Nisa dengan suara lembut.
"Bunda..Ahmad lapar!" Seorang anak laki laki berusia enam tahun berjalan menghampiri Nisa.
"Ma'afin Bunda ya sayang, Bunda sampai lupa anak tampan Bunda belum makan siang! Ikut Bunda ke dapur yuk!" Nisa pun berjalan ke dapur sambil menggiring putranya.
Saat sampai di dapur, kata yang tak pantas kembali terdengar keluar dari mulut suaminya.
"Anak kecil itu nggak perlu makan makanan yang enak-enak, masa' sebagai Ibu, kamu nggak paham! Di usia mereka, hanya perlu gizi dan protein untuk pertumbuhannya, jadi biasakan saja anakmu itu makan sama tahu atau tempe." Setelah berkata, Arman pun berlalu masuk ke kamar.
"Ya Allah! Ampuni hamba jika terlalu sering mengeluh dan mengadu! Hamba mohon, lunakkanlah hati suami hamba, dan buatlah ia menerima anak hamba, seperti janjinya saat ingin menikahi hamba dulu!" hanya do'a yang terucap dalam hati Nisa sambil menyiapkan nasi putranya.
Ikuti kisahnya, dan mohon dukungannya dengan komentar yang membangun 🙏 Kisahku Berakhir Di Pusara
Romantis Kisah dua anak yang sebelumnya saling menyayangi, karena dasar hubungan tali kekeluargaan. Mereka akhirnya dijodohkan, namun salah satu dari mereka mengingkari hubungan itu, karena ingin menjalin kisah asmaranya sendiri. Haruskah mereka saling menjauh, dan mencari kebahagiaannya masing-masing.
sementara kekeluargaan di antara mereka, tetaplah terjalin, walau telah banyak keretakan.
Pencarian cinta sejati terus berlanjut, walau segala ujian harus terjadi, tapi tekad mengingatkan mereka, bahwa kebahagiaan itu ada.
Tapi takdir berkata lain, di saat cinta diketemukan di antara mereka, musibah terjadi. Duka dan airmata tak mampu menyurutkan keinginan. Di saat semua hampir terjalin, musibah terjadi. Apa yang akan terjadi.....?
Simak kisahnya.. Kisah yang diangkat dari kisah nyata, tapi sudah direvisi oleh penulis, demi menjaga privasi narasumber dan kode etik.
Kisah ini dibuat, hanya untuk mengenang para pemeran dalam cerita ini...Semoga diberi ketabahan... Aamiin.
Anda mungkin suka
Dilema Cinta Penuh Nikmat
Juliana 21+
Dia lupa siapa dirinya, dia lupa siapa pria ini dan bahkan statusnya sebagai calon istri pria lain, yang dia tahu ialah inilah momen yang paling dia tunggu dan idamkan selama ini, bisa berduaan dan bercinta dengan pria yang sangat dia kagumi dan sayangi.
Matanya semakin tenggelam saat lidah nakal itu bermain di lembah basah dan bukit berhutam rimba hitam, yang bau khasnya selalu membuat pria mabuk dan lupa diri, seperti yang dirasakan oleh Aslan saat lidahnya bermain di parit kemerahan yang kontras sekali dengan kulit putihnya, dan rambut hitammnya yang menghiasi keseluruhan bukit indah vagina sang gadis.
Tekanan ke kepalanya Aslan diiringi rintihan kencang memenuhi kamar, menandakan orgasme pertama dirinya tanpa dia bisa tahan, akibat nakalnya lidah sang predator yang dari tadi bukan hanya menjilat puncak dadanya, tapi juga perut mulusnya dan bahkan pangkal pahanya yang indah dan sangat rentan jika disentuh oleh lidah pria itu.
Remasan dan sentuhan lembut tangan Endah ke urat kejantanan sang pria yang sudah kencang dan siap untuk beradu, diiringi ciuman dan kecupan bibir mereka yang turun dan naik saling menyapa, seakan tidak ingin terlepaskan dari bibir pasangannya.
Paha yang putih mulus dan ada bulu-bulu halus indah menghiasi membuat siapapun pria yang melihat sulit untuk tidak memlingkan wajah memandang keindahan itu. Ciuman dan cumbuan ke sang pejantan seperti isyarat darinya untuk segera melanjutkan pertandingan ini.
Kini kedua pahanya terbuka lebar, gairahnya yang sempat dihempaskan ke pulau kenikmatan oleh sapuan lidah Aslan, kini kembali berkobar, dan seakan meminta untuk segera dituntaskan dengan sebuah ritual indah yang dia pasrahkan hari ini untuk sang pujaan hatinya.
Pejaman mata, rintihan kecil serta pekikan tanda kaget membuat Aslan sangat berhati hati dalam bermanuver diatas tubuh Endah yang sudah pasrah. Dia tahu menghadapi wanita tanpa pengalaman ini, haruslah sedikit lebih sabar.
"sakit....???" Gairah Citra dan Kenikmatan
Juliana Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat.
Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari.
Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin. Gairah Nikmat Kopi Susu
Juliana 21+
"Pantas belum jalan, ada maunya ternyata" Ujar Fany
"hehehehe... Yuk..." Ujar Alvin sambil mencium tengkuk istrinya.
Fany segera membuka handuknya. Buah dadanya menggantung indah, perutnya yang rata dan mulus, serta area kemaluannya yang ditutupi rambut hitam langsung muncul. Alvin segera memeluk Fany dan melumat buah dadanya dengan rakus.
"Pintu sudah dikunci? " Tanya Fany
"Sudah...." Jawab Alvin disela mulatnya sedang mengenyot puting pink milik Fany
"nyalain Ac dulu" suruh Fany lagi
Sambil melepas sedotannya, Alvin mencomot remote AC lalu memencet tombol ON.
Kembali dia melumat buah dada Fany bergantian kiri dan kanan, buah dada yang putih dan terlihat urat-urat merah dan biru di buah dada putihnya, membuat Alvin makin rakus melumatnya.
Sambil menrunkan celana pendek dan celana dalamnya, dia membuka kaosnya, lalu merenggangkan paha Fany, ujung kontolnya yang belum tegak sempurna diberi ludah lewat jari tengahnya di bagian kepala, lalu menggosok gosok pelan di bibir vagina Fany.
Fany mendesah dan merasakan mulai ada rangsangan di bibir kemaluannya, lalu tiba-tiba masuk batang berurat milik Alvin di vagina Fany yg belum begitu siap dan basah, pelan2 lelehan cairan membasahi dinding vaginanya, Alvin mulai menggoyang dan naik turun, Fanny memeluk bagian pinggul suaminya, pahanya dibuka lebar.
Tidak lama kemudian..... Feniks dari Abu: Cinta yang Terlahir Kembali
Gavin Aku menarik tunanganku dari sebuah kecelakaan mobil beberapa detik sebelum mobil itu meledak. Api meninggalkan punggungku penuh dengan luka bakar yang mengerikan, tapi aku berhasil menyelamatkan nyawanya. Selama empat tahun dia koma, aku menyerahkan segalanya untuk merawatnya.
Enam bulan setelah dia sadar, dia berdiri di atas panggung konferensi pers untuk kembalinya. Seharusnya dia berterima kasih padaku. Sebaliknya, dia membuat pernyataan cinta yang megah dan romantis untuk Stella, kekasih masa kecilnya, yang tersenyum dari bangku penonton.
Keluarganya dan Stella kemudian membuat hidupku seperti di neraka. Mereka menghinaku di sebuah pesta, merobek gaunku untuk memperlihatkan bekas lukaku. Ketika aku dipukuli di sebuah gang oleh preman yang disewa Stella, Adrian menuduhku mengarang cerita untuk mencari perhatian.
Aku terbaring di ranjang rumah sakit, memar dan hancur, sementara dia bergegas ke sisi Stella karena wanita itu "ketakutan". Aku tak sengaja mendengar dia mengatakan bahwa dia mencintai Stella dan bahwa aku, tunangannya, tidak berarti apa-apa.
Semua pengorbananku, rasa sakitku, cintaku yang tak tergoyahkan—semuanya tidak ada artinya. Baginya, aku hanyalah utang yang harus dia bayar karena rasa kasihan.
Di hari pernikahan kami, dia menendangku keluar dari limosin dan meninggalkanku di pinggir jalan tol, masih dalam gaun pengantinku, karena Stella pura-pura sakit perut.
Aku melihat mobilnya menghilang. Lalu aku memanggil taksi.
"Ke bandara," kataku. "Dan tolong lebih cepat."