Iparku Yang Menggoda
sekali pikirnya suaminya itu sangat sibuk, padahal baru pulang dari luar kota. Walaupun perusahaan milik keluarga, tapi tidak
, Lauren terlebih dahulu bertanya, "Kamu mau p
saja deh, selera kamu kan bagus, pasti aku pakai kok. Aku mandi dulu ya, gerah bange
rut nya cocok. Memang selera nya tentang fashion cukup bagus, ya karena dulu saat kuliah pun mengambil ju
, ternyata keramas juga, terbukti dari rambut nya yang basah. Lauren yang dari tadi duduk di ranjang pu
pakai baju nya hehe." Matthew terlihat sekali in
kan sebagai bukti istri yang berbakti. Mathhew bahkan tidak malu membuka handuk yang menutupi b
hew. Jari telunjuk nya lalu terulur mengusap tanda merah yang sangat familiar itu. Namun Lauren terse
u dong," rengek Matthew sambil mengerucutkan bibir nya. Padahal hanya sen
m gak pulang dan bilang keluar kota, kamu pergi dengan siapa? Apa dengan sekertaris kamu
kan perasaan gugup nya, lalu menjawab, "Iya aku pergi dengan Anne, dia kan sekertaris aku dan harus selalu ada di sam
i perasaan kecewanya, Ia memilih memberikan jas di ranjang pada pria itu dan menyuruh nya memakai baju sendi
setelah melihat tanda merah di dada Mathhew. Itu adalah kiss mark, wanita dewasa sepertinya yang sangat berpengala
dapat dipastikan jika itu adalah Mathhew. "Sayang makasih sudah siapin sarapan, tap
angan tinggalin, nanti kamu sakit lagi," sahut Lauren sam
ja. Keduanya lalu keluar dari rumah, seperti kebiasan Lauren mengantar suaminya itu hanya sampai ke de
aku harus mencari tahu sesuatu, ini bukan pertama kali aku lihat tanda merah itu di tubu
*
n siang. Jarang sekali Ia melakukan ini, Lauren pun sengaja tidak memberitahu Matthew terlebih dahulu karena
a. Namun Ia berusaha menguatkan hati nya, sambil di hati terkecil berharap jika dugaannya sa
Dengan senyuman ramah nya, Lauren membalas sapaan mereka. Lauren pun langsung menuju lantai dua belas, tepat nya ruangan prib
suara perempuan di dalam ruangan, sontak saja membuat Lau
sakan celah sedikit. Namun belum sempat tangannya menggapai pegangan dan membuka nya, sebuah tangan di belakang. Percayalah posisi mereka saat ini cukup dekat, bahkan pingga
a tarikan pria itu yang cukup kencang, mereka lalu masuk ke dalam lift dan Matthias segera menekan tombol lantai paling ata
ya melihat tatapan dalam pria itu. "Ada yang ingin saya bicarakan deng
alam itu.. Lauren yang berhubungan badan d