Iparku Yang Menggoda
rhatikan pria itu yang duduk di sofa sambil memperhatikannya dalam. Tanpa sadar Lauren menelan ludah
bicara apa? Bisa langsung saja? Aku tidak bisa lama-lama karena ada urusan lain." Laure
ibir pria itu terlihat tertarik. "Seharusnya kamu berterima k
ng Lauren mendengar itu, membuat
iga kan pada Matthew? Ya kecurigaan kamu itu benar, suami kamu itu selingkuh dengan sekertaris nya."
ntuk melihat jelas, dan detak jantungnya seperti berhenti sepersekian detik melihat foto-foto mesra a
thew terlihat berciuman dengan Anne di balkon apartemen, lantai nya tidak terlalu tinggi jadi dari bawah si pengambil fdengan perempuan lain." Matthias lalu menegakkan duduknya, menyematkan kedua tangannya yang berada di atas
lingkuhan Matthew. Dengan perasaan kesal Lauren membuang foto di tangannya, melihat nya saja membuat per
k yang ambil, kan? Jangan bilang Kakak suruh seseorang untuk mata-matai mer
ri duduk nya dan berjalan mendekati Lauren, bisa melihat sorot mata perempuan itu yang was-w
kasih pada saya karena tidak perlu capek mencari tahu sendiri, rasa penasaran kamu sekarang sudah terjawab," jawab Matthias dengan so
git pelan berusaha menahan diri untuk tidak meneteskan air mata. Lauren benar-benar tidak habis pikir saja kenapa suam
a saja, tapi percayalah batin dan pikirannya saat ini sangat berisik mendeskripsikan kesempurnaan Iparnya ini
arusnya dia yang menyesal karena sudah main-main dengan kamu, kamu haru
i pria di depannya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan, berusaha mengurangi perasa
, tapi.. Aku pikir lebih baik tanyakan langsung supaya tidak curiga lagi." Lauren kembali menarik nafasnya bersiap
tap lagi wajah Matthias yang dari tadi tidak menunjukkan ekspresi berlebih. Tetapi Lauren ter
emang salah karena s
gnya kembali cepat, bahkan lebih cepat dibanding saat Ia mengetahui kenyataan jika suaminya selingku
k pinggang nya. Kepala Lauren yang bersandar di dada pria itu bisa mencium wangi parfume Matthias yang maskulin dan
ika Ia sudah melewati kejadian memalukan. Lauren lalu memukul-mukul dada Matthias. "Dasar b
ungnya tidak sampai jatuh. Tatapannya terlihat tajam, mengartikan perasaan kesal, marah dan benci pada Kakak
ka malam panas itu adalah malam terbaik
uar dari ruangan itu. Tidak sudi sekali berduaan dengan Matthias, ternyata bukan hanymengancam nya. "Kalau kamu keluar, saya bersumpah akan mengatakan pada Matthew kalau kita s
ng a