Terpikat Pesona Tuan Remington
ewati rasanya menjadi sangat suram dan lama, seperti sudah puluhan tahun terlewati. Tiga menit kemudian suara pancuran air berhenti dan tak lama pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Wi
r mandi. Begitu keluar, tubuh William sudah terbalut sempurna oleh piama yang di sakunya terdapat nama hotel. S
tu sembari menuangkan cairan bening
asa lengket. Pikirannya pun harus dijernihkan di bawah guyuran air. Mungkin nanti setelah mandi dia dan William bisa berbicara meng
an cermin bulat besar yang terdapat lampu di belakangnya. Wajahnya terlihat amat lelah, matanya merah dan riasannya hancur. Tatapan Sarah beralih ke deretan botol-botol perawatan kulit, mencari satu botol yan
celana milik William. Pakaian dalam Sarah letakkan di rak samping kapas karena nantinya dia akan memakai dua benda itu lagi. Tidak mungkin Sarah tidak
hidupnya mulai datang. Saat itu Sarah baru saja pulang kerja, lebih tepatnya dipecat secara sepihak. Sepanjang perjalanan pulang Sarah sudah menahan tangis, dia tidak tahu lagi bagaimana mencari pekerjaan lai
? Saya bilang kasih semua gaji kamu
u saja menamparnya. Uang yang sengaja Sarah simpan seandainya ada keperluan penting dan menda
buat keperluan penting. Aku butuh uang
telunjuk sang ayah mendorong kepala Sarah hingga membuatnya mundur beberapa langkah. "Harusnya kamu,
ambil uang itu yang berujung kembali ditampar oleh sang ayah. Namun, Sarah tidak menyerah. Dia terus berus
sang ayah saat Sarah berhas
raka. Tepat sebelum sang ayah mengayunkan botol beling berwarna hijau bekas minuman alkohol yang dikonsumsinya hampir setiap hari, Sarah melarikan diri. Gadis itu berlari tanpa alasah hingga genggamannya di rambut Sarah lepas. Tidak mempedulikan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Sarah berlari. Menjauh dari sana. Dari rumah itu. Dari uang yang berhamburan di tengah jalan. Dari orang yang selalu b
ama Sarah telah berdiri dibawah pancuran air. Sarah pun mengeringkan tubuhnya dengan handuk lalu memakai piama yang tadi dibawanya. Sarah membuka pintu kamar mandi dengan pelan dan mengintip
g dia tiduri bahkan rasanya lebih nyaman dari ranjang di rumah lamanya. Sarah tidak langsung tidur, dia kembali mengingat. Ingatan saat tersadar di sebuah kamar yang bukan miliknya. Terkurung di sana selama berh
han William. Segera dia meminumnya hingga isi botol itu tersisa setengah. Pikirannya mulai kembali jernih dan William mengingat Sarah. Terakhir kali dia tinggal tidur perempuan yang sedang mandi itu.
iam mengingat apa yang di
an di sebelahnya. Tangan William terulur untuk menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Sarah ketika dia menyadari luka di bibir perempuan
gunting kecil plester, seukuran luka, lalu menempelkannya. Pekerjaannya berhasil dengan sempurna tanpa membangunkan Sarah. William segera membereskan sem