TEROR KOS BU TEJO
Rengganis melenguh pelan. Meringis seraya memegang kepa
t-nyutan gini?" Rengganis semakin bingung
san masuk dari Riko. Sekelebat pertanyaan dilayangkan Riko ke
eh
balik si empu. Namun yang ada pan
anggilan dia, kalaupun di
masuk ke dalam kamar mandi. Tampangnya sebelas dua belas sepe
ya?," ganjilnya seraya memejam
mencuci muka. Sejurus kemudian kegiatannya terhen
tubuhnya, mengerutkan dahi denga
mandiku jadi ada ar
an sarang keganjilan, namun yang ada hasilnya nihil. Tak ada
ih gagang pintu, keanehan kembali menggerogoti jiwa gadis tersebut. Ma
jijik. Ia mengeluarkan selembar tisu sembari
g melakukannya? Seingat Rengganis, selama ia tinggal, tak ada
i pinggir jalan. Pria berperawakan jangkung itu lekas
lontar Riko dengan raut wajah se
ungnya tanpa sadar memompa cepat, menyadari ada
k napas, lalu mengh
emuin kemarin... subuh tadi
kaku, detak jantungnya berpacu cepat, napas
etar ia menutup m
sti bohong, Rik,
memperlihatkan judul
ggak, tubuhnya dimutilasi jadi
belalak, mulutnya t
oko service di dalam bangunan bekas penyimpanan mayat. Maksudku, apa itu
ain sebagai pembunuhnya?"
an di luar TKP tiba-tiba rusak. Pembunuhnya ngerusakin CCTV p
r dalamnya, entah kenapa perasaa
bah pucat seiring na
rasaanku nda
*
Bu Tejo. Ia mengerutkan dahi sesaat mendapati Bu Tejo beserta dua
pa pada di lu
Tejo. Menebak bahwa keduanya adalah Joko dan Wisnu, pen
jeda Bu Tejo dengan g
imbuh Rengganis menautkan
rnya dikunci dari dalam, kami udah berusaha panggil tapi Mbak Trisna nggak
isna ketiduran?"
kita gedor-gedor tapi ndak me
itu kalo siang keluar ambil jemuran, tuh liat sampai se
iserang rasa gelisah. Ia Mengingat terakhir kali bertemu denga
bantu saya dobrak pintuny
Wisnu pada Bu Tejo yang
Bu Tejo dari belakang. Sesampainya di depan kamar M
Nu, satu...
a dengan sekali percobaan. Rengganis sedikit tersentak
tu itu berhasil dibuka. Mereka tak dapat melihat apapun
esaat Wisnu dan Bu Tejo hend
enepuk pundaknya. Degup jantung g
ernya," pinta
ponsel dari balik saku, mulai menyalakan se
tubuh mereka berubah kaku mandapati
!" pekik Bu
menghantam lantai. Kedua kakinya tak sanggup menopang be
a mimpi!" cecar Rengganis samb
i pipi Rengganis, ia terisak serayarisna yang terkulai lemas di atas kasur. Dari mulutnya kelua
Bu Tejo menggelegar, tangisan wanita itu
sorot mata Rengganis tertuju p
u. Namun belum sampai sedetik, Re
aahh
ambu